Merah Putih Berkibar di Puncak KilimanjaroTanggal : 03 Aug 2010
Sumber : antaranews.com
Lokasi : kilimanjaro
Merah Putih Berkibar di Puncak Kilimanjaro
Senin, 2 Agustus 2010 04:48 WIB | Olahraga | Cabang Lain | Dibaca 894 kali
Jakarta (ANTARA News) - Tim Ekspedisi 7 Summits dari Indonesia akhirnya berhasil mengibarkan bendera Merah Putih ketika mencapai puncak Gunung Kilimanjaro (5895m) di Tanzania, puncak tertinggi di benua Afrika, Minggu.
Menurut keterangan yang diperoleh dari sekretariat tim di Jakarta, Minggu, perjalanan untuk menuju puncak Kilimanjaro, atau oleh masyarakat setempat disebut sebagai puncak Uhuru atau "Puncak Kebebasan" dimulai pada pukul 23.00 waktu setempat.
Diperlukan waktu kurang lebih enam hingga delapan jam untuk mencapai puncak Uhuru dan akhirnya pukul 08.00 waktu setempat (12.00 WIB), tim yang berjumlah 12 orang berhasil menapakkan kaki di titik tertinggi negara Tanzania tersebut.
Nurhuda, komandan operasi pendakian kali ini mengatakan, pendakian untuk menuju puncak memang harus dilakukan pada dini hari.
"Karena kalau terlalu siang, dikhawatirkan cuaca akan semakin buruk. Kita harus istirahat untuk mempersiapkan pendakian pukul 23.00 nanti," kata Nurhuda melalui telepon saat menghubungi sekretariat Tim Ekspedisi 7 Puncak.
Malam sebelumnya, Sabtu (31/7), tim menginap di Kibo yang berada pada ketinggian 4.700 meter dan tempat tersebut adalah titik terakhir penginapan tim sebelum menuju ke puncak Kilimanjaro. Kondisi penginapan atau hut di Kibo berbeda dengan hut di Horombo.
"Di Kibo Hut, satu ruangan terdiri atas beberapa kamar. Dalam satu kamar ada 12 tempat tidur. Jadi kami tidur beramai-ramai dengan para pendaki lainnya," lanjut Nurhuda.
Nurhuda menambahkan, Kilimanjaro memang menjadi salah satu obyek wisata yang menyedot perhatian banyak wisatawan. Setiap tahunnya, tercatat tidak kurang dari 20 ribu pendaki mencoba menggapai puncaknya.
Tim Ekspedisi 7 Puncak menginap di Kibo Hut setelah melakukan perjalanan dari Horombo selama kurang lebih lima jam perjalanan. Selama pendakian, tim disuguhi medan berupa alpine desert. Di area ini pemandangan yang tampak adalah gurun kering yang sama sekali tidak memiliki vegetasi.
"Ada matahari, tapi udara dingin karena angin yang cukup kencang. Saat ini suhu mencapai 2? C," katanya.
Tim Ekspedisi 7 Summits terdiri atas enam orang pendaki putra, yaitu Ardhesir Yaftebbi, Martin Rimbawan, Iwan Irawan, Nurhuda, Fajri Al Luthfi, serta satu-satunya pendaki putri, Gina Afriani.
Tim 7 Summits Indonesia juga didampingi oleh tiga pendaki senior dari Perhimpunan Pendaki Gunung dan Penempuh Rimba, Wanadri Bandung, yaitu Iwan Abdurahman (63), Remy Tjahari (65), dan Hendricus Mutter (49).
Selain itu, juga terdapat pendaki dari media, yaitu Bambang Hamid (47) dan Popo Nurakhman (30) dari Metro TV serta Ambrosius H.M (31), dari Harian Kompas.
Kilimanjaro menjadi puncak kedua yang akan dicapai tim Ekspedisi 7 Summits, setelah sebelumnya mencapai puncak Ndugu-Ndugu di Papua bertepatan dengan Hari Bumi, 22 April 2010 lalu.
Misi berikutnya adalah mencapai puncak Elbrus (5642 m) di Rusia dan bila sesuai dengan rencana, tim akan mengibarkan Merah Putih di titik tertinggi Benua Eropa tersebut tepat pada 17 Agustus mendatang. (A032/K004)
COPYRIGHT © 2010
Blog ini dibuat semata mata hanya untuk penyaluran hoby dan persahabatan tidak bermaksud merugikan pihak lain dan ataupun melanggar undang undang, terima kasih atas kunjunganya.
Wikipedia
Hasil penelusuran
Jumat, 20 Agustus 2010
Kamis, 19 Agustus 2010
Rabu, 18 Agustus 2010
ANAK GIFTED
Anak "Gifted" Tak Sekadar Cerdas
Selasa, 17 Agustus 2010 | 17:56 WIB
SHUTTERSTOCK
TERKAIT:
Kenali Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa
Keprihatinan terhadap Nasib Anak Cerdas
Anak Ceriwis Tanda Cerdas?
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI+BI) atau gifted berbeda dengan anak cerdas. Slamet Rahardjo, budayawan sekaligus pemerhati anak gifted menyampaikan bahwa anak gifted memiliki kemampuan abstraksi, analisis, dan kreativitas yang jauh luar biasa dibanding anak cerdas.
Dalam dialog kebudayaannya di acara Malam Peduli Anak Duafa Berbakat, Senin (16/8/2010) malam, di Jakarta, Slamet mencontohkan perbedaan anak gifted dengan anak cerdas. "Secara karakteristik mereka (gifted) sangat waspada. Positifnya, cepat mengetahui ada masalah. Negatifnya, senang mengoreksi. Mereka juga memiliki selera humor yang tinggi. Positifnya, mampu menertawakan diri sendiri. Negatifnya, membuat lelucon dengan mengorbankan orang lain," kata Slamet.
Selain itu, seorang anak cerdas, lanjut Slamet akan menjawab pertanyaan dengan benar. Sementara anak gifted akan mempersoalkan suatu pertanyaan. "Anak cerdas berminat dengan sesuatu, namun anak gifted penasaran akan sesuatu," katanya.
Kemudian, anak cerdas memiliki gagasan yang bagus dan populer sementara anak gifted memiliki gagasan yang konyol, aneh, dan di luar keumuman. "Maka anak gifted seringkali menjadi inisiator," ujar Amril Muhammad, pengajar Cugenang Gifted School, sekolah yang dirancang untuk mengkomodasi kebutuhan anak gifted.
Seorang anak gifted bukanlah anak yang rajin belajar, berbeda dengan anak cerdas. Namun hasil ujian mereka selalu bagus. "Ketika ujian, anak cerdas menjawab soal sesuai yang ditanyakan tapi gifted memperluas konteks jawaban," kata Slamet.
Perbedaan lainnya, anak cerdas menyukai linearitas sementara anak gifted menyukai kompleksitas. Anak cerdas adalah pemerhati yang baik sedangkan anak gifted adalah pengamat yang kritis.
Untuk menguasai materi, anak cerdas membutuhkan 6-8 kali pengulangan sementara gifted hanya butuh 1-2 kali pengulangan. Anak cerdas dapat memahami gagasan orang lain dengan baik sementara gifted membentuk gagasannya sendiri.
Saat anak cerdas menyelesaikan tugas yang diberikan, gifted lebih senang memulai proyeknya sendiri. "Mereka bagus menciptakan sesuatu yang baru," kata Amril.
Kemudian seorang anak gifted, kata Amril, lebih senang bergaul dengan orang dewasa dibanding anak sebaya. Adapun kemampuan anak gifted menurut Amril mencapai 4 kali anak biasa.Mereka memiliki kecerdasan intelektual very superior atau skor IQ di atas 130.
Tingkat kreativitas dan komitmen kerja anak gifted pun luar biasa. Dengan perkembangan motorik yang melebihi anak biasa, gifted memiliki daya serap yang tinggi juga daya lontar yang tinggi.
"Maka mereka cenderung terlihat nakal dan penasaran tinggi, tidak bisa diam," imbuh Amril.
Oleh karena itulah, metode pendidikan bagi anak gifted tidak dapat disamakan dengan anak biasa atau anak cerdas. "Kita memberikan informasi-informasi saja yang dapat mereka akses sendiri," tutur Amril.
Penulis: Icha Rastika | Editor: Tri Wahono
Load
Selasa, 17 Agustus 2010 | 17:56 WIB
SHUTTERSTOCK
TERKAIT:
Kenali Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa
Keprihatinan terhadap Nasib Anak Cerdas
Anak Ceriwis Tanda Cerdas?
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (CI+BI) atau gifted berbeda dengan anak cerdas. Slamet Rahardjo, budayawan sekaligus pemerhati anak gifted menyampaikan bahwa anak gifted memiliki kemampuan abstraksi, analisis, dan kreativitas yang jauh luar biasa dibanding anak cerdas.
Dalam dialog kebudayaannya di acara Malam Peduli Anak Duafa Berbakat, Senin (16/8/2010) malam, di Jakarta, Slamet mencontohkan perbedaan anak gifted dengan anak cerdas. "Secara karakteristik mereka (gifted) sangat waspada. Positifnya, cepat mengetahui ada masalah. Negatifnya, senang mengoreksi. Mereka juga memiliki selera humor yang tinggi. Positifnya, mampu menertawakan diri sendiri. Negatifnya, membuat lelucon dengan mengorbankan orang lain," kata Slamet.
Selain itu, seorang anak cerdas, lanjut Slamet akan menjawab pertanyaan dengan benar. Sementara anak gifted akan mempersoalkan suatu pertanyaan. "Anak cerdas berminat dengan sesuatu, namun anak gifted penasaran akan sesuatu," katanya.
Kemudian, anak cerdas memiliki gagasan yang bagus dan populer sementara anak gifted memiliki gagasan yang konyol, aneh, dan di luar keumuman. "Maka anak gifted seringkali menjadi inisiator," ujar Amril Muhammad, pengajar Cugenang Gifted School, sekolah yang dirancang untuk mengkomodasi kebutuhan anak gifted.
Seorang anak gifted bukanlah anak yang rajin belajar, berbeda dengan anak cerdas. Namun hasil ujian mereka selalu bagus. "Ketika ujian, anak cerdas menjawab soal sesuai yang ditanyakan tapi gifted memperluas konteks jawaban," kata Slamet.
Perbedaan lainnya, anak cerdas menyukai linearitas sementara anak gifted menyukai kompleksitas. Anak cerdas adalah pemerhati yang baik sedangkan anak gifted adalah pengamat yang kritis.
Untuk menguasai materi, anak cerdas membutuhkan 6-8 kali pengulangan sementara gifted hanya butuh 1-2 kali pengulangan. Anak cerdas dapat memahami gagasan orang lain dengan baik sementara gifted membentuk gagasannya sendiri.
Saat anak cerdas menyelesaikan tugas yang diberikan, gifted lebih senang memulai proyeknya sendiri. "Mereka bagus menciptakan sesuatu yang baru," kata Amril.
Kemudian seorang anak gifted, kata Amril, lebih senang bergaul dengan orang dewasa dibanding anak sebaya. Adapun kemampuan anak gifted menurut Amril mencapai 4 kali anak biasa.Mereka memiliki kecerdasan intelektual very superior atau skor IQ di atas 130.
Tingkat kreativitas dan komitmen kerja anak gifted pun luar biasa. Dengan perkembangan motorik yang melebihi anak biasa, gifted memiliki daya serap yang tinggi juga daya lontar yang tinggi.
"Maka mereka cenderung terlihat nakal dan penasaran tinggi, tidak bisa diam," imbuh Amril.
Oleh karena itulah, metode pendidikan bagi anak gifted tidak dapat disamakan dengan anak biasa atau anak cerdas. "Kita memberikan informasi-informasi saja yang dapat mereka akses sendiri," tutur Amril.
Penulis: Icha Rastika | Editor: Tri Wahono
Load
Jumat, 13 Agustus 2010
PENDAKI MAHAMERU
Bocah Lima Tahun Mendaki Mahameru
Kamis, 12 Agustus 2010 | 22:37 WIB
Pendaki gunung,
PAMEKASAN, KOMPAS.com - Seorang murid Taman Kanak-Kanak (TK) berumur 5 tahun di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, melakukan pendakian ke puncak Mahameru guna merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI ke-65.
Murid TK Nurul Hikmah Pamekasan itu bernama Arya Cahya Mulyana Sugianto, ikut melakukan pendakian bersama kedua orang tuanya Agus Sugianto dan ibunya Tri Yuli Mulyani serta lima pendaki dewasa lainnya yang tergabung dalam tim Ekspedisi Cahaya Ramadhan.
"Kami membaya Arya Cahya Mulyana dalam kegiatan pendakian ke puncak Mahameru dan dijadwal tiba pada hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus nanti, karena atas permintaannya sendiri," kata Agus Sugianto di Pamekasan, Kamis (12/8/2010).
Menurut Agus, pendakian ke puncak gunung yang dilakukan oleh anaknya yang masih berumur 5 tahun itu merupakan pendakian kali ketiga selama ini.
Sebelumnya anak sulungnya itu juga telah melakukan pendakian ke puncak Gunung Welirang yang memiliki ketinggian 3.156 meter di atas permukaan laut, dan Gunung Arjuno (3.339 meter diatas permukaan laut).
"Setelah sampai di puncak nanti kami akan melakukan upacara bendera merah putih, oleh karena itu kami upayanya sampai puncak tepat tanggal 17 Agustus," kata Agus.
Kata Agus, setiap tanggal 30 Desember ia anak dan istrinya selalu berada dipuncak Gunung Welirang, sehingga Arya akhirnya suka melakukan pendakian.
"Tanggal 30 Desember itu hari ulang tahun anak saya, dan itu selalu kami rayakan di puncak gunung," katanya menjelaskan.
Sementara khusus untuk pendakian ke puncak Mahameru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut ini, menurut Agus, merupakan yang pertama kali dilakukan oleh anaknya.
Ia menuturkan, keinginan anaknya Arya mendaki puncak Semiru karena terobsesi pendaki cilik Vinas Valentine Lindri Saputri, asal Tulung Agung yang mampu mendaki gunung Rinjani dan gunung Agung secara berturut-turut pada bulan Juni 1992.
Agus Sugianto lebih lanjut menjelaskan, ada beberapa tujuan melibatkan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah TK mengikuti pendakian ke puncak Mahameru.
Selain untuk menyalurkan kesukaannya, juga mendidik anaknya agar lebih dalam merenugi keberadaan alam ciptaan yang Maha Kuasa.
"Kami juga akan mengarahkan Arya berprestasi nantinya dengan menaiki 17 puncak gunung hingga usianya yang ke-7," kata Agus Sugianto.
Arya Cahya Mulyana Sugianto bersama tim pecinta alam di kota itu, berangkat melakukan pendakian ke puncak Mahameru dari monumen Arek Lancor, Kamis malam, dengan upacara pelepasan yang diikuti oleh aktivis pecinta alam di kota itu.
Kamis, 12 Agustus 2010 | 22:37 WIB
Pendaki gunung,
PAMEKASAN, KOMPAS.com - Seorang murid Taman Kanak-Kanak (TK) berumur 5 tahun di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, melakukan pendakian ke puncak Mahameru guna merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan RI ke-65.
Murid TK Nurul Hikmah Pamekasan itu bernama Arya Cahya Mulyana Sugianto, ikut melakukan pendakian bersama kedua orang tuanya Agus Sugianto dan ibunya Tri Yuli Mulyani serta lima pendaki dewasa lainnya yang tergabung dalam tim Ekspedisi Cahaya Ramadhan.
"Kami membaya Arya Cahya Mulyana dalam kegiatan pendakian ke puncak Mahameru dan dijadwal tiba pada hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus nanti, karena atas permintaannya sendiri," kata Agus Sugianto di Pamekasan, Kamis (12/8/2010).
Menurut Agus, pendakian ke puncak gunung yang dilakukan oleh anaknya yang masih berumur 5 tahun itu merupakan pendakian kali ketiga selama ini.
Sebelumnya anak sulungnya itu juga telah melakukan pendakian ke puncak Gunung Welirang yang memiliki ketinggian 3.156 meter di atas permukaan laut, dan Gunung Arjuno (3.339 meter diatas permukaan laut).
"Setelah sampai di puncak nanti kami akan melakukan upacara bendera merah putih, oleh karena itu kami upayanya sampai puncak tepat tanggal 17 Agustus," kata Agus.
Kata Agus, setiap tanggal 30 Desember ia anak dan istrinya selalu berada dipuncak Gunung Welirang, sehingga Arya akhirnya suka melakukan pendakian.
"Tanggal 30 Desember itu hari ulang tahun anak saya, dan itu selalu kami rayakan di puncak gunung," katanya menjelaskan.
Sementara khusus untuk pendakian ke puncak Mahameru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut ini, menurut Agus, merupakan yang pertama kali dilakukan oleh anaknya.
Ia menuturkan, keinginan anaknya Arya mendaki puncak Semiru karena terobsesi pendaki cilik Vinas Valentine Lindri Saputri, asal Tulung Agung yang mampu mendaki gunung Rinjani dan gunung Agung secara berturut-turut pada bulan Juni 1992.
Agus Sugianto lebih lanjut menjelaskan, ada beberapa tujuan melibatkan anaknya yang masih duduk di bangku sekolah TK mengikuti pendakian ke puncak Mahameru.
Selain untuk menyalurkan kesukaannya, juga mendidik anaknya agar lebih dalam merenugi keberadaan alam ciptaan yang Maha Kuasa.
"Kami juga akan mengarahkan Arya berprestasi nantinya dengan menaiki 17 puncak gunung hingga usianya yang ke-7," kata Agus Sugianto.
Arya Cahya Mulyana Sugianto bersama tim pecinta alam di kota itu, berangkat melakukan pendakian ke puncak Mahameru dari monumen Arek Lancor, Kamis malam, dengan upacara pelepasan yang diikuti oleh aktivis pecinta alam di kota itu.
JAM RAKSASA MEKKAH
Jam Raksasa Mekkah Berusaha Kalahkan GMT
Rabu, 11 Agustus 2010 | 14:57 WIB
MEKKAH, KOMPAS.com — Selama lebih dari satu abad, sebuah titik di atas sebuah bukit di tenggara London telah diakui sebagai pusat waktu dunia dan titik awal resmi setiap hari baru.
Namun sekarang supremasi Greenwich Mean Time atau lebih dikenal sengan singkatan GMT sedang ditantang oleh sebuah jam raksasa baru yang dibangun di Mekkah, yang diperkirakan akan menjadi acuan waktu bagi sekitar 1,5 miliar warga Muslim dunia dengan menyesuaikan jam tangan mereka segera. Jam itu mulai berdetak Kamis (12/8/2010), saat umat Islam mengawali puasa selama bulan Ramadhan.
Telegraph, Rabu (11/8/2010), melaporkan, jam tersebut ditempatkan di atas Mekkah Royal Clock Tower yang mendominasi kota suci Islam itu. Ini adalah jantung dari sebuah kompleks luas yang didanai Pemerintah Arab Saudi, di dalamnya terdapat hotel, pusat perbelanjaan, dan ruang konferensi.
Penampilan menara jam raksasa itu sangat mirip dengan dua Menara St Stephen (St Stephen's Tower), yang merupakan tempat untuk lonceng Big Ben dan Empire State Building. Menara jam Saudi itu memang bertujuan untuk mengalahkan saingannya di Inggris tersebut dalam segala segi.
Jam empat wajah itu berdiameter 151 kaki dan akan diterangi dua juta lampu LED serta dilengkapi tulisan berhuruf Arab ukuran besar yang berbunyi, "Dalam nama Allah". Jam akan berjalan berdasarkan Standar Waktu Arabia (AST), yang tiga jam mendahului GMT. Begitu sebuah puncak berkilauan ditambahkan, berupa bulan sabit untuk melambangkan Islam, tinggi bangunan tersebut akan menjadi hampir 2.000 kaki, yang menjadikannya sebagai bangunan tertinggi kedua di dunia.
Jam Big Ben, sebagai perbandingan, hanya berdiameter 23 kaki, tinggi menaranya hanya 316 kaki.
Warga Mekkah juga akan diingatkan bahwa sudah waktu untuk berdoa ketika 21.000 lampu hijau dan putih, dapat terlihat dari jarak 18 mil, menyala lima kali sehari.
Para ulama Islam berharap pengaruh jam bisa menjangkau wilayah yang lebih luas, melampaui gurun pasir Arab Saudi, sebagai bagian dari sebuah rencana agar Mekkah dapat meruntuhkan Observatorium Greenwich sebagai "pusat bumi".
Selama 125 tahun terakhir, masyarakat internasional telah menerima bahwa awal setiap hari harus diukur dari meridian utama, yang mewakili bujur 0 derajat, yang melewati Observatorium Greenwich.
Sebuah standar waktu di mana jam-jam lainnya menyesuaikan untuk kebutuhan mengatur perjalanan dan komunikasi global, tetapi dalam dunia Islam, gagasan bahwa itu harus berpusat di London dilihat sebagai anakronisme kolonial.
Seperti Mohammed al-Arkubi, manajer salah satu hotel di kompleks itu, tegaskan, "Menempatkan waktu Mekkah di hadapan Greenwich Mean Time. Itulah tujuannya."
Menurut Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir yang dikenal di seluruh dunia Islam karena acara televisinya yang populer, "Syariah dan Kehidupan", Mekkah memiliki klaim yang lebih besar untuk menjadi meridian utama karena berada "dalam keselarasan sempurna dengan (garis) magnet utara."
Klaim yang menyatakan bahwa kota suci itu merupakan "zona magnet nol" telah meraih dukungan dari sejumlah ilmuwan Arab, seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan tidak ada gaya magnet di Mekkah. "Itulah sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Mekkah atau tinggal di sana, dia hidup lebih lama, lebih sehat, dan kurang dipengaruhi oleh gravitasi bumi," katanya. "Anda mendapatkan energi."
Namun, ilmuwan Barat telah menentang pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa kutub magnet utara pada kenyataannya berada di garis bujur yang melewati Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, dan Antartika.
Rabu, 11 Agustus 2010 | 14:57 WIB
MEKKAH, KOMPAS.com — Selama lebih dari satu abad, sebuah titik di atas sebuah bukit di tenggara London telah diakui sebagai pusat waktu dunia dan titik awal resmi setiap hari baru.
Namun sekarang supremasi Greenwich Mean Time atau lebih dikenal sengan singkatan GMT sedang ditantang oleh sebuah jam raksasa baru yang dibangun di Mekkah, yang diperkirakan akan menjadi acuan waktu bagi sekitar 1,5 miliar warga Muslim dunia dengan menyesuaikan jam tangan mereka segera. Jam itu mulai berdetak Kamis (12/8/2010), saat umat Islam mengawali puasa selama bulan Ramadhan.
Telegraph, Rabu (11/8/2010), melaporkan, jam tersebut ditempatkan di atas Mekkah Royal Clock Tower yang mendominasi kota suci Islam itu. Ini adalah jantung dari sebuah kompleks luas yang didanai Pemerintah Arab Saudi, di dalamnya terdapat hotel, pusat perbelanjaan, dan ruang konferensi.
Penampilan menara jam raksasa itu sangat mirip dengan dua Menara St Stephen (St Stephen's Tower), yang merupakan tempat untuk lonceng Big Ben dan Empire State Building. Menara jam Saudi itu memang bertujuan untuk mengalahkan saingannya di Inggris tersebut dalam segala segi.
Jam empat wajah itu berdiameter 151 kaki dan akan diterangi dua juta lampu LED serta dilengkapi tulisan berhuruf Arab ukuran besar yang berbunyi, "Dalam nama Allah". Jam akan berjalan berdasarkan Standar Waktu Arabia (AST), yang tiga jam mendahului GMT. Begitu sebuah puncak berkilauan ditambahkan, berupa bulan sabit untuk melambangkan Islam, tinggi bangunan tersebut akan menjadi hampir 2.000 kaki, yang menjadikannya sebagai bangunan tertinggi kedua di dunia.
Jam Big Ben, sebagai perbandingan, hanya berdiameter 23 kaki, tinggi menaranya hanya 316 kaki.
Warga Mekkah juga akan diingatkan bahwa sudah waktu untuk berdoa ketika 21.000 lampu hijau dan putih, dapat terlihat dari jarak 18 mil, menyala lima kali sehari.
Para ulama Islam berharap pengaruh jam bisa menjangkau wilayah yang lebih luas, melampaui gurun pasir Arab Saudi, sebagai bagian dari sebuah rencana agar Mekkah dapat meruntuhkan Observatorium Greenwich sebagai "pusat bumi".
Selama 125 tahun terakhir, masyarakat internasional telah menerima bahwa awal setiap hari harus diukur dari meridian utama, yang mewakili bujur 0 derajat, yang melewati Observatorium Greenwich.
Sebuah standar waktu di mana jam-jam lainnya menyesuaikan untuk kebutuhan mengatur perjalanan dan komunikasi global, tetapi dalam dunia Islam, gagasan bahwa itu harus berpusat di London dilihat sebagai anakronisme kolonial.
Seperti Mohammed al-Arkubi, manajer salah satu hotel di kompleks itu, tegaskan, "Menempatkan waktu Mekkah di hadapan Greenwich Mean Time. Itulah tujuannya."
Menurut Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir yang dikenal di seluruh dunia Islam karena acara televisinya yang populer, "Syariah dan Kehidupan", Mekkah memiliki klaim yang lebih besar untuk menjadi meridian utama karena berada "dalam keselarasan sempurna dengan (garis) magnet utara."
Klaim yang menyatakan bahwa kota suci itu merupakan "zona magnet nol" telah meraih dukungan dari sejumlah ilmuwan Arab, seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan tidak ada gaya magnet di Mekkah. "Itulah sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Mekkah atau tinggal di sana, dia hidup lebih lama, lebih sehat, dan kurang dipengaruhi oleh gravitasi bumi," katanya. "Anda mendapatkan energi."
Namun, ilmuwan Barat telah menentang pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa kutub magnet utara pada kenyataannya berada di garis bujur yang melewati Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, dan Antartika.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Telaga Sarangan, Wisata Mempesona di Kaki Gunung Lawu Oleh Anida Etikawati (3 Januari 2011) Hasil ekspedisi ke Telaga Sarangan, 1 Januari 20...
-
Kematian di Tangan Narendro Ludiro Seto PARAMITANakula dan Sadewa menghadap Prabu Salya setelah keduanya mengetahui Salya diangkat sebagai ...