Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 21 Agustus 2010

EKSPEDISI ELBRUS
Merayakan Kemerdekaan di Mahkota Benua Eropa
Sabtu, 21 Agustus 2010 | 03:06 WIB



WANADRI/MARTIN RIMBAWAN
Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia dari Wanadri berhasil mendaki hingga puncak barat Elbrus (5.642 meter), tertinggi di Eropa, Kamis (19/8) siang. Mereka berhasil mencapai Elbrus setelah beberapa waktu lalu mencapai puncak Ndugu-Ndugu dan Kilimanjaro, yang merupakan tiga dari tujuh puncak dunia.
Ambrosius Harto Manumoyoso
Badai salju menunda usaha Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia dari Wanadri mengibarkan Merah Putih di Gunung Elbrus, Rusia, saat peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus lalu. Namun, dalam terpaan angin kencang, akhirnya mereka berhasil juga mengibarkan Merah Putih di puncak barat Elbrus atau Oskhamako (5.642 meter), Kamis (19/8) pukul 11.30 waktu setempat.
Inilah perayaan kemerdekaan negeri yang tertunda dan tentu jauh berbeda dengan yang dirasakan rakyat sebangsa dan seTanah Air. Di negeri jauh ini, perayaan kemerdekaan tidak ada pesta. Tidak ada lomba khas 17 Agustus. Cuma doa syukur dan air mata kebahagiaan yang ditumpahkan di sepetak lahan bersalju tebal, puncak Eropa. ”Kami semua menangis ketika sampai di puncak,” kata Ketua Tim Pendaki Ardeshir Yaftebbi.
Pendakian dimulai pukul 03.00 waktu setempat. Dari Barrels Hut (3.870 meter), tempat menginap, tim menyewa truk salju menuju Pastukhov Rocks (4.600 meter). Dari kawasan berbatu itulah, tim mendaki hampir enam jam ke Sadel (5.350 meter), pertemuan dua jalur menuju puncak barat dan puncak timur (5.621 meter).
Dalam pendakian dari Pastukhov Rocks-Sadel itulah, angin bertiup kencang. Tim tidak sempat menghitung berapa kecepatan angin.
Dari Sadel menuju puncak yang medannya amat terjal, angin makin kencang. Anggota tim pendaki Gina Afriani sampai harus diikatkan dengan tali pada tubuh Sergey Fursov, pemandu pendakian tim. ”Saya hampir jatuh terus-terusan,” kata Gina.
Selain Ardeshir, Fajri, dan Gina, tiga pendaki Wanadri juga berhasil mencapai puncak, yaitu Iwan Irawan (Kwecheng), Nurhuda, dan Martin Rimbawan. Selain itu, juga Hendricus Mutter, pendaki senior Wanadri sekaligus staf ahli tim ekspedisi, dan Popo Nurakhman, juru kamera Metro TV. Manajer Tim Bambang Hamid (Abeng) tidak sampai ke puncak, tetapi menunggu tim di Sadel.
Wartawan Kompas yang turut menyertai pendakian itu sudah lebih dulu gagal karena terserang penyakit gunung. Di atas Pastukhov Rocks, saya terserang sakit kepala, sesak napas, perut mual, dan susah melihat dengan jelas.
Akhirnya saya minta turun sendiri untuk kembali ke Barrels Hut. Saya tidak ingin membebani usaha tim menuju puncak. Abeng dan dua pemandu pendakian, Daniil Timofeev dan Alex Avtomonov, akhirnya setuju meskipun mereka agak khawatir bagaimana nanti saya bisa sampai ke pemondokan tanpa ditemani siapa pun. ”Oke, kamu harus ikuti tongkat merah, jangan sampai keluar dari jalur pendakian,” kata Daniil kepada saya. Tongkat itu penanda jalur pendakian yang sudah terpasang sebelumnya.
Saat tim berjuang ke puncak, saya berjuang turun sampai pemondokan Barrels Hut. Tiga kali saya memuntahkan cairan. Saya hampir kehilangan kesadaran. Kaki melangkah ngawur. Pandangan agak kabur meskipun cuaca di bawah Pastukhov Rocks cerah.
Untunglah, dalam perjalanan turun sejumlah pendaki menolong. Ada yang menggandeng saya turun beberapa meter. Ada yang memberi saya minuman hangat hingga melepaskan crampon, cakar-cakar es pada alas double boot (sepatu es). Akhirnya, saat tim mencapai puncak, saya berhasil mencapai pemondokan. ”Keputusanmu sudah tepat. Kalau lanjut, kamu bisa mati,” kata Manuel Pizarro, pendaki asal Kanada yang satu pemondokan dengan saya, ketika melihat saya datang.
Manuel yang juga paramedis segera memeriksa tekanan darah dan jantung saya. ”Lumayan, kamu membaik dan sebaiknya kamu istirahat sambil menunggu tim kembali,” katanya di pemondokan berupa peti kemas.
Elbrus merupakan puncak ketiga yang telah didaki tim. Puncak pertama ialah Ndugu- Ndugu atau Carstensz Pyramid (4.884 meter) di Indonesia, mewakili Benua Oceania-Australia. Puncak kedua adalah Kilimanjaro (5.895 meter) di Tanzania, mewakili Afrika.
Elbrus berpuncak kembar dan berada dalam gugusan pegunungan Kaukasus yang membatasi Rusia dan Georgia.
Setelah Elbrus, masih ada empat puncak lagi yang jauh lebih berat. Namun, tim bertekad juga mengibarkan Sang Merah Putih di puncak Aconcagua, Denali (McKinley), Vinson Massif, dan Sagarmatha (Everest).
Ekspedisi ini membawa misi nasional menjadi orang pertama Indonesia yang memuncaki tujuh puncak dunia. Untuk mewujudkannya, tim didukung pemerintah, Pertamina, Telkomsel, Tugu Pratama Indonesia, Eiger, Pointrek, Rumah Nusantara, dan media massa (Metro TV, Kompas, dan Antara).

Jumat, 20 Agustus 2010

macam macam

Puncak 7 Benua


E l b r u s
Ketinggian : 5642 M (meter)
Benua : Eropa
Negara : Russia / Georgia
Waktu ideal pendakian : Juni, Juli, Agustus, September



Elbrus adalah Gunung tertinggi di seluruh daratan Eropa, terletak di Pegunungan Caucasus yang merupakan batas antara Eropa dan Asia. Sebelum Elbrus ditetapkan sebagai Puncak tertinggi di Eropa, adalah Mt Blanc yang terletak di Negara Perancis dianggap sebagai Puncak tertinggi di Eropa. Dalam urutan Seven Summits, Elbrus ditempatkan sebagai level terendah dalam tingkat kesulitan dibandingkan dengan 6 puncak lain nya.

7 PUNCAK DUNIA

» THE SEVEN SUMMITS



Istilah Seven Summits pertama kali diperkenalkan oleh Richard (Dick) Daniel Bass, warga negara Amerika Serikat, sekitar tahun 1980. Bass membuat sebuah daftar yang berisi 7 puncak tertinggi di tujuh benua. Daftar ini dikenal dengan “Bass List”. Bass menyelesaikan pendakian seven summit-nya dengan pendakian Everest pada tanggal 30 April 1985. Namun kemudian “Bass List” ini direvisi oleh Reinhold Messner dengan mengganti puncak tertinggi di Australia yaitu gunungKosciuszko dengan Carstenz Pyramid yang terletak di Papua, mewakili wilayah Oceania. Revisi Messner inilah -kemudian dikenal sebagai “Messner List” – yang menjadi lebih populer di dunia. Seven Summit versi Messner List ini pertama kali diselesaikan oleh Patrick Morrow (Canada) pada tanggal 7 Mei 1986, disusul oleh Messner sendiri beberapa bulan berikutnya, yaitu pada tanggal 3 Desember 1986.


Sejak pertama kali dicetuskan, Seven Summits selalu menjadi impian para pendaki gunung di seluruh dunia. Upayamencapai tujuh puncak tersebut bukan hal yang mudah, bahkan telah menelan korban puluhan orang pendaki dariberbagai negara. Sampai saat ini baru tercatat 108 orang pendaki dari 33 negara yang berhasil menjejakkan kaki di tujuh puncak tersebut, diantaranya adalah pendaki dari 6 negara Asia, yaitu Jepang, China, Korea Selatan, Singapura, Kuwait dan India.


<span style="font-weight:bold;">Dasar Pemikiran
“ Saudara-saudara, kita 350 tahun ikut-ikut, lantas mendjadi orang jang berpikir “penny-wise, proud and foolish”. Jang tidak mempunjai imagination, tidak mempunjai konsepsi-konsepsi besar, tidak mempunjai keberanian – Padahal jang kita lihat di negara-negara lain itu, Saudara-saudara, bangsa-bangsa jang mempunjai imagination, mempunjai fantasi-fantasi besar, mempunjai keberanian, mempunjai kesediaan menghadapi risiko, mempunjai dinamika ”. (Kutipan pidato Presiden Pertama RI Soekarno, Semarang 1956)

Berangkat dari sebuah mimpi melihat Indonesia sebagai bangsa yang besar, bangsa yang diperhitungkan di mata dunia. Juga perjuangan para pendaki Indonesia terdahulu yang telah berani mempertaruhkan segalanya demi mengharumkan nama Bangsa Indonesia, tetapi belum diberikan kesempatan untuk berhasil dan bahkan ada yang sampai menghembuskan nafas terakhirnya dalam proses pencapaian ke tujuh atap dunia. Tetapi api semangat yang pernah mereka nyalakan jangan sampai padam, perjuangan mereka harus diteruskan, cita-cita mereka telah menjadi cita-cita bangsa, maka kita wajib meneruskannya, kegagalan-kegagalan mereka adalah suatu warisan pelajaran yang tak terhingga.

Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi di sepanjang jalan menuju kesana. Tantangan yang tidak dapat kita lewati tanpa dibekali semangat dan keberanian yang didasari oleh karakter bangsa yang kuat. Semoga cita-cita ini menjadi cita-cita kita bersama, dan perjuangan ini menjadi perjuangan kita - Bangsa Indonesia.


Mengibarkan “merah putih” di puncak - puncak tertinggi di 7 benua mungkin hanya sepenggal kisah petualangan diantara sedemikian banyak dimensi kehidupan. Tetapi, keagungan “merah putih” yang berkibar di puncak-puncak tersebut dapat membuka mata bangsa indonesia dan menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia Bisa !


The Seven Summits
Mimpi para pendaki di dunia

1980 Richard D. Bass mempopulerkan istilah The Seven Summits
1981 Mapala UI dan ITB melakukan Ekspedisi Carstensz
1984 UGM dan Mapala UI berhasil mencapai Puncak Carstensz
1985 Richard D. Bass berhasil menyelesaikan listnya.
1986 Don Hasman mendaki Kilimanjaro Pendakian Seven Summits diselesaikan oleh P. Morrow, kemudian disusul oleh Messner sendiri dengan pendakian tanpa oksigen.
1987 Wanadri dan Mapala UI mendaki Vasuki Parbat (6.792 m), namun tidak berhasil mencapai puncak
1988 Wanadri berhasil mencapai Puncak Pumori (7.145 m), Himalaya, Nepal Hendricus Mutter & Vera mendaki Imjatse (6.169 m), Himalaya, Nepal
1989 Wanadri mendaki Kanchenjunga (ke-3 tertinggi di dunia), namun tidak berhasil mencapai puncak
1990 Mapala UI berhasil mencapai Elbrus (5.642 m), Russia Rob Hall dan Garry Ball berhasil menyelesaikan Seven summits dalam 7 bulan
1992 Mapala UI mendaki Aconcagua, dua orang pendaki gugur dalam pendakian ini, yaitu Norman Edwin dan Didiek Syamsu.
1996 Clara Sumarwati mendaki Everest, namun hingga saat ini masih menjadi kontroversi mengenai pencapaian puncaknya.
1997 Tim Indonesia (Kopassus, Wanadri, Mapala UI dan FPTI) membuktikan prestasi Indonesia dengan menempatkan Asmujiono & Misirin di Puncak Everest. Sekaligus menjadi negara Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai Puncak Everest.
2004 Wanadri mencanangkan ekspedisi ke Everest, namun gagal terbentur dana.
2005 Miroslav Caban, menyelesaikan The Seven Summits tanpa oksigen UPL Unsud berhasil mencapai Puncak Elbrus.
2008 Franky Kowaas mendaki Kilimanjaro, dalam rangkaian Seven Summits Budi Hartono dan Sieling berhasil mencapai puncak Aconcagua dan Kilimanjaro
2009 Budi Hartono dan Sieling mencapai Elbrus Franky Kowaas mencapai Elbrus
2010 Wanadri menggagas untuk menyelesaikan The Seven Summits selama 2 tahun, dengan pendakian pertama ke Carstensz pyramid





Tujuan Expedisi

Umum
Mengangkat dan mensejajarkan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia yang telah berhasil mencapai Seven Summits.
Meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Khusus
Mengibarkan “Sang Merah Putih” di puncak tertinggi di tujuh benua.
Mengkampanyekan secara nasional tentang ancaman “global warming” dan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
Mendokumentasikan kisah perjalanan dalam bentuk buku, foto dan film dokumenter,
Mengembangkan studi tentang bagaimana persiapan pendaki gunung tropis menuju pendakian es, bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran sebagai peneliti.
Mempromosikan Carstensz Pyramid dan gunung-gunung tropis lainnya di Indonesia di kalangan masyarakat pendaki dunia.
Memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, khususnya ke negara-negara tujuan pendakian.
Melakukan roadshow ke beberapa kota di Indonesia dalam rangka sosialisasi hasil kegiatan kepada masyarakat.
Merangsang dunia pendakian Indonesia untuk bersaing dengan para pendaki luar negeri.























© 2010 7PuncakDunia.net. All Rights Reserved. Comment to info@7puncakdunia.net

MERAH PUTIH DI 7PUNCAK DUNIA

Merah Putih Berkibar di Puncak KilimanjaroTanggal : 03 Aug 2010
Sumber : antaranews.com
Lokasi : kilimanjaro



Merah Putih Berkibar di Puncak Kilimanjaro
Senin, 2 Agustus 2010 04:48 WIB | Olahraga | Cabang Lain | Dibaca 894 kali
Jakarta (ANTARA News) - Tim Ekspedisi 7 Summits dari Indonesia akhirnya berhasil mengibarkan bendera Merah Putih ketika mencapai puncak Gunung Kilimanjaro (5895m) di Tanzania, puncak tertinggi di benua Afrika, Minggu.

Menurut keterangan yang diperoleh dari sekretariat tim di Jakarta, Minggu, perjalanan untuk menuju puncak Kilimanjaro, atau oleh masyarakat setempat disebut sebagai puncak Uhuru atau "Puncak Kebebasan" dimulai pada pukul 23.00 waktu setempat.

Diperlukan waktu kurang lebih enam hingga delapan jam untuk mencapai puncak Uhuru dan akhirnya pukul 08.00 waktu setempat (12.00 WIB), tim yang berjumlah 12 orang berhasil menapakkan kaki di titik tertinggi negara Tanzania tersebut.

Nurhuda, komandan operasi pendakian kali ini mengatakan, pendakian untuk menuju puncak memang harus dilakukan pada dini hari.

"Karena kalau terlalu siang, dikhawatirkan cuaca akan semakin buruk. Kita harus istirahat untuk mempersiapkan pendakian pukul 23.00 nanti," kata Nurhuda melalui telepon saat menghubungi sekretariat Tim Ekspedisi 7 Puncak.

Malam sebelumnya, Sabtu (31/7), tim menginap di Kibo yang berada pada ketinggian 4.700 meter dan tempat tersebut adalah titik terakhir penginapan tim sebelum menuju ke puncak Kilimanjaro. Kondisi penginapan atau hut di Kibo berbeda dengan hut di Horombo.

"Di Kibo Hut, satu ruangan terdiri atas beberapa kamar. Dalam satu kamar ada 12 tempat tidur. Jadi kami tidur beramai-ramai dengan para pendaki lainnya," lanjut Nurhuda.

Nurhuda menambahkan, Kilimanjaro memang menjadi salah satu obyek wisata yang menyedot perhatian banyak wisatawan. Setiap tahunnya, tercatat tidak kurang dari 20 ribu pendaki mencoba menggapai puncaknya.

Tim Ekspedisi 7 Puncak menginap di Kibo Hut setelah melakukan perjalanan dari Horombo selama kurang lebih lima jam perjalanan. Selama pendakian, tim disuguhi medan berupa alpine desert. Di area ini pemandangan yang tampak adalah gurun kering yang sama sekali tidak memiliki vegetasi.

"Ada matahari, tapi udara dingin karena angin yang cukup kencang. Saat ini suhu mencapai 2? C," katanya.

Tim Ekspedisi 7 Summits terdiri atas enam orang pendaki putra, yaitu Ardhesir Yaftebbi, Martin Rimbawan, Iwan Irawan, Nurhuda, Fajri Al Luthfi, serta satu-satunya pendaki putri, Gina Afriani.

Tim 7 Summits Indonesia juga didampingi oleh tiga pendaki senior dari Perhimpunan Pendaki Gunung dan Penempuh Rimba, Wanadri Bandung, yaitu Iwan Abdurahman (63), Remy Tjahari (65), dan Hendricus Mutter (49).

Selain itu, juga terdapat pendaki dari media, yaitu Bambang Hamid (47) dan Popo Nurakhman (30) dari Metro TV serta Ambrosius H.M (31), dari Harian Kompas.

Kilimanjaro menjadi puncak kedua yang akan dicapai tim Ekspedisi 7 Summits, setelah sebelumnya mencapai puncak Ndugu-Ndugu di Papua bertepatan dengan Hari Bumi, 22 April 2010 lalu.

Misi berikutnya adalah mencapai puncak Elbrus (5642 m) di Rusia dan bila sesuai dengan rencana, tim akan mengibarkan Merah Putih di titik tertinggi Benua Eropa tersebut tepat pada 17 Agustus mendatang. (A032/K004)

COPYRIGHT © 2010

Metoda Pengairan Tanaman Jagung

  PENGELOLAAN AIR DALAM BUDIDAYA JAGUNG Dipublikasikan oleh:  Citra ,  Pada 06 November 2023 ,  Dalam kategori:  Artikel PENGELOLAAN AIR DAL...