Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 10 Oktober 2023

Serangan Kilat Hamas ke Israel

 

Serangan Kilat Hamas dan Peta Baru Timur Tengah

serangan kilat Hamas sejatinya telah mengubah pandangan dunia.

PIZARO GOZALISenior Fellow Asia Middle East Centre for Research and Dialogue, Kuala Lumpur, Kandidat PhD Policy Research and International Studies Universitas Sains Malaysia

Kelompok perlawanan Palestina Harakat al-Muqawama al-Islamiyyah atau Hamas kembali mendapatkan atensi global setelah serangan kilatnya pada Sabtu pagi 7 Oktober 2023 berhasil memukul kekuatan penjajah Zionis.

Perang ini merupakan perang paling serius dan paling mematikan yang dilakukan Hamas dalam beberapa dekade terakhir. Hamas, yang artinya Gerakan Perlawanan Islam itu, menegaskan serangan ini terjadi karena Israel mengabaikan peringatan untuk tidak menodai kesucian Masjid Al-Aqsa dan membunuh warga Palestina. Ini adalah respons yang diharapkan dari rakyat Palestina, yang telah menghadapi kolonialis dan pendudukan pemukim Israel selama beberapa dekade.

Selama 16 tahun, warga Gaza menghadapi penindasan, pembatasan, dan pembunuhan akibat blokade kolonial. Sebanyak 80 persen dari mereka hidup dalam kemiskinan. Menurut UNICEF, anak-anak Gaza mengalami krisis air dan sanitasi yang akut. Mereka bersama kedua orang tuanya meninggal oleh serangan rudal dan roket penjajah.

 
Selama 16 tahun, warga Gaza menghadapi penindasan, pembatasan, dan pembunuhan akibat blokade kolonial Israel. Sebanyak 80 persen dari mereka hidup dalam kemiskinan.
 
 

Aljazirah mencatat sejak tahun 2008 hingga 2023, sebanyak 6.407 warga dan kelompok perjuangan Palestina gugur di tangan rezim penjajah, jauh berbanding 308 di pihak penjajah Zionis, yang mayoritas adalah personel militer.

Kini situasi telah berbalik. Perlawanan terus bangkit. Rezim kolonial Zionis mengatakan setidaknya sudah lebih 700 tentara dan warganya terbunuh akibat serangan pada Sabtu pagi. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.

Hamas juga menyandera tentara dan warga Israel. Komandan Angkatan Darat penjajah Zionis Mayor Jenderal Nimrod Aloni dilaporkan termasuk yang ditangkap oleh Hamas. Ini merupakan kemenangan terbesar Hamas sejak Zionis memblokade Gaza pada 2007.

Di balik serangan ini, Resolusi Majelis Umum PBB 37/43 pada 1982 telah menegaskan bahwa “Reaffirms the legitimacy of the struggle of peoples for their independence, territorial integrity, national unity and liberation from colonial domination, apartheid and foreign occupation by all available means, including armed struggle.”

Yang artinya, “Menegaskan kembali legitimasi perjuangan masyarakat untuk kemerdekaan, integritas teritorial, persatuan nasional dan pembebasan dari dominasi kolonial, apartheid dan pendudukan asing dengan segala cara yang ada, termasuk perjuangan bersenjata.”

Oleh karenanya, operasi Badai Al-Aqsa merupakan bagian dari perjuangan bersenjata Palestina yang diprovokasi oleh pendudukan dan kolonialisme Israel. Setidaknya, ada beberapa analisis yang dapat dibaca dalam peristiwa ini.

 
Operasi Badai Al-Aqsa merupakan bagian dari perjuangan bersenjata Palestina yang diprovokasi oleh pendudukan dan kolonialisme Israel. Setidaknya, ada beberapa analisis yang dapat dibaca dalam peristiwa ini.
 
 

Pertama, serangan ini sejatinya menampar wajah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang pada dua pekan lalu secara percaya diri memperkenalkan Peta Baru Timur Tengah di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menujukkan keberhasilan rekonsiliasi penjajah Zionis dengan negara-negara Arab.

Netanyahu menilai kekuatan Arab kini sudah berada dalam genggamannya dan menjadi era baru bagi hubungan Israel-Arab di bawah kepemimpinannya. Namun, serangan Hamas yang meluluhlantakkan kekuatan militer penjajah Zionis telah menginterupsi dunia internasional bahwa rekonsiliasi itu tidak benar-benar mewakili jantung hati rakyat Palestina. Dan, Israel tidak benar-benar dapat melumpuhkan perlawanan bangsa Palestina.

Dalam pidatonya, pemimpin Hamas Ismail Haniyah menegaskan kepada negara-negara Arab lainnya bahwa Israel tidak dapat memberi mereka perlindungan apa pun bagi Palestina dan bangsa Arab meski ada pemulihan hubungan diplomatik baru-baru ini. “Semua perjanjian normalisasi yang Anda tandatangani dengan entitas tersebut tidak dapat menyelesaikan konflik (Palestina) ini,” ucap Haniyah.

Oleh karena itu, serangan terstruktur yang dilakukan Hamas telah membuka mata dunia bahwa faksi perlawaan Palestina masih belum padam. Hamas yang memimpin Gaza telah meraih banyak reputasi, kemajuan, dan kemenangan.

Sekaligus menjadi antitesis bagi Otoritas Palestina yang dinilai tunduk terhadap dominasi Israel dan cenderung korup. Mahmoud Abbas boleh saja menjadi pemerintahan de jure bagi Palestina, tapi secara de facto Hamas menjadi pemimpin yang sebenarnya bagi perjuangan rakyat Palestina.

Kedua, apa yang dilakukan Hamas ini merupakan strategi kontra militer yang brilian terhadap inisiasi yang akan dilakukan Tel Aviv. Hamas sudah mengindentifikasi bahwa Netanyahu akan melakukan serangan ke Masjid Al-Aqsha dan Gaza untuk mengalihkan isu atas kasus korup yang membelit dirinya. Hal ini dilakukan Netanyahu guna meraih simpati publik yang telah mendesak dirinya mundur.

Namun, secara cerdik, Hamas telah mendahului langkah Netanyahu untuk membuyarkan rencana itu. Serangan kilat Hamas ini telah membuat Netanyahu makin mengalami defisit kepercayaan yang terus mengalami tekanan publik, terlebih banyak warga disandera oleh Hamas.

 
Serangan kilat Hamas ini telah membuat Netanyahu makin mengalami defisit kepercayaan yang terus mengalami tekanan publik, terlebih banyak warga disandera oleh Hamas.
 
 

Sejak 2018, Netanyahu dirundung oleh penyelidikan korupsi dengan isu suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Netanyahu diduga telah menerima hadiah dari pengusaha kaya dan memberikan bantuan untuk mencoba mendapatkan pemberitaan yang lebih positif.

Tidak hanya itu, Hamas juga mendahului pertemuan yang akan dilakukan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen terhadap negara-negara Arab pada Oktober 2023 dalam upaya memperluas suksesi rekonsiliasi kepada Israel. Negara-negara itu sebelumnya sudah sesumbar bahwa Israel benar-benar sudah menguasai Palestina tanpa ada rintangan yang akan memuluskan Peta Baru Timur Tengah.

Ketiga, manuver yang dilakukan Hamas makin mendekatkan posisinya dengan Tepi Barat. Pemimpin Hamas Ismail Haniyah mengatakan, faksi-faksi bersenjata Palestina bertekad memperluas pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza hingga ke Tepi Barat dan Yerusalem.

Rezim kolonialis Zionis sendiri telah mengevakuasi warga sipil dari kota-kota yang berbatasan dengan Gaza. Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara militer Zionis, mengatakan pasukannya sedang mengevakuasi semua warga sipil dari 24 desa dekat perbatasan Gaza.

Tindakan ini merupakan indikasi bahwa Israel sedang mempersiapkan operasi di pesisir Palestina. Jika Hamas dapat memenangkan pertempuran ini dan menguasai wilayah itu, maka peta akan berubah drastis dalam hubungan warga Palestina dan Masjid Al-Aqsa. Namun situasi ini masih up and downdan penuh dinamika.

Walhasil, serangan kilat Hamas sejatinya telah mengubah pandangan dunia. Simpati masyarakat sipil, aktivis HAM, akademisi, dan sejumlah negara mengalir kepada Hamas.

Sejatinya, mereka yang kini lebih pantas memperkenalkan Peta Baru Timur Tengah yang sejati kepada dunia internasional, bukan Netanyahu dan negara-negara mitranya yang mendukung eksistensi rezim penjajah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Benarkah Baitul Makdis 'Dijanjikan Tuhan' untuk Kaum Yahudi?

Perlu telaah, benarkah klaim Yahudi bahwa Baitul Makdis atau Yerusalem adalah tanah yang dijanjikan-Nya untuk mereka.

SELENGKAPNYA

Standar Ganda Barat Atas Israel Bentuk Kemunafikan

Saat Israel mencoba mengambil tanah Palestina secara ilegal mereka malah diam.

SELENGKAPNYA

Telusur Sejarah Hamas

Hamas berdiri dengan komitmen kuat untuk berjuang demi Palestina melawan penjajahan Israel.

SELENGKAPNYA

Hamas dan Fatah: Beda Jalan, Sama Tujuan

Dalam sejarah perjuangan Palestina, kedua faksi ini menempuh cara masing-masing.

SELENGKAPNYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia Face in Beautyful