Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 20 Januari 2011

SERBA SERBI SATPAM



Compensation & Benefit

Bambang Supriyanto

Tentang Bambang Supriyanto
Email Bambang Supriyanto



Pertanyaan
Posisi Satpam Menurut UU Ketenagakerjaan
Petugas keamanan (satpam) apabila dipekerjakan sebagai karyawan kontrak dalam suatu perusahaan, apakah termasuk PKWT dan masuk dalam kategori mana --dengan mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku?

Andi Prihanto - PT. Humpuss Aromatik

Jawaban
Merujuk pada UU No 13 tahun 2003, Pasal 66 (dalam penjelasan pasal ini), dimungkinkan satpam dapat di-outsource (tidak menjadi pekerja langsung perusahaan). Bila pekerjaan satpam bersifat tetap (tidak dalam pekerjaan proyek) dan dipekerjakan langsung oleh perusahaan (menandatangani perjanjian kerja dengan perusahaan), hubungan kerja harus PKWTT (tetap). Lihat Pasal 59, UU No 13 tahun 2003.

Kesimpulannya, perusahaan bisa memilih:
1. Satpam di-outsource; atau
2. Dipekerjakan sebagai PKWTT (pekerja tetap).
Compensation & Benefit

Wiwiek Wijanarti

Tentang Wiwiek Wijanarti
Email Wiwiek Wijanarti

Pertanyaan
Mem-PHK Karyawan yang Tidak "Perform"
Seorang karyawan kami dianggap oleh manajemen tidak "perform", bahkan sudah dipindah berkali-kali ke berbagai departemen namun tetap tidak mampu bekerja. Terakhir dia dipindah ke security dan dia menolak, lalu membuat surat pernyataan menolak untuk ditempatkan di bagian itu. Manajemen pun akhirnya memutuskan untuk mem-PHK dia, dan yang bersangkuran menerima tapi meminta pesangon dua kali aturan Kepmen. Sedangkan, perusahaan hanya bersedia memberi pesangon kepada dia sesuai Kepmen. Bagaimana solusinya?

Muhammad Yusuf

Jawaban
Memang serba sulit menangani karyawan yang bermasalah. Dalam kasus ini, karyawan tersebut bisa dikenakan Pasal 161 UU No.13 / 2003 sbb:

1. Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.

2. Surat peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing-masing berlaku untuk paling lama 6 (enam) bulan, kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

3. Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperoleh uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).

Surat peringatan tidak harus diberikan secara berurutan dari peringatan 1 dst, namun bisa langsung peringatan 3 tergantung dari berat ringannya pelanggaran yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Masa berlaku surat peringatan adalah 6 bulan, artinya jika sebelum masa berlaku surat peringatan berakhir karyawan melakukan pelanggaran lagi maka bisa mendapatkan surat peringatan berikutnya. Jika sudah diberi surat peringatan 3 karyawan melakukan pelanggaran sebelum masa 6 bulan berakhir maka dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja, dengan uang kompensasi sesuai pasal 161.


Wiwiek Wijanarti

Tentang Wiwiek Wijanarti
Email Wiwiek Wijanarti

Pertanyaan
Jenis dan Kriteria Pekerjaan untuk Karyawan Kontrak
Saya bekerja di sebuah lembaga sosial di Surabaya. Di tempat saya ada beberapa karyawan yang berstatus kontrak lebih dari 3 tahun. Pertanyaan saya:

1. Apakah karyawan yang dikontrak lebih dari 3 tahun, otomatis harus dijadikan karyawan tetap. Sebab, memang tidak ada perjanjian kerjasama di tempat kami.

2. Bagaimana menghitung masa kerja karyawan tersebut, karena ada karyawan yang sudah 8 tahun mengabdi tapi status kekaryawanannya masih kontrak.

3. Apa hak-hak karyawan kontrak?

Agung Wicaksono - Surabaya

Jawaban
Status kontrak kerja diberlakukan untuk jenis pekerjaan tertentu yaitu:
-- Pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya yang penyelesaiannya paling lama 3 tahun.
-- Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, paling lama 2 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 tahun
-- Pekerjaan musiman adalah pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung musim atau cuaca, atau jenis pekerjaan yang dilakukan untuk memenuhi pesanan atau target tertentu.

Jika kontrak kerja tidak memenuhi kriteria tersebut di atas maka karyawan kontrak berubah menjadi karyawan tetap terhitung sejak terjadinya penyimpangan.

Sangat disayangkan lembaga tempat Anda bekerja tidak ada perjanjian kerja. Padahal walaupun sebuah lembaga sosial, mestinya tetap membuat perjanjian kerja jika lembaga tersebut mempekerjakan karyawan.
Dalam kasus ini, saya sarankan agar karyawan berdiskusi dengan pimpinan lembaga dan meminta agar lembaga memberikan kejelasan status serta membuat perjanjian kerja.

Mengenai hak-hak karyawan kontrak, sesuai dengan yang tercantum dalam perjanjian kerja dengan catatan tidak boleh lebih rendah dari ketentuan perundangan yang berlaku. Jika ada perjanjian kerja maka masing-masing pihak (karyawan maupun lembaga) lebih jelas hak dan kewajiban dan jika terjadi perbedaan pendapat maka perjanjian kerja tersebut dapat dijadikan acuan.

Bambang Supriyanto

Tentang Bambang Supriyanto
Email Bambang Supriyanto

Pertanyaan
Kontrak Kerja 5 Tahun, Masa Training Setaun, Wajarkah?
Saya diterima sebagai reporter TV. Dalam pembahasan mengenai kontrak kerja disebutkan bahwa saya akan dikontrak selama 5 tahun, dengan masa training 1 tahun. Setelah itu akan diangkat menjadi pegawai tetap, dan tidak diperbolehkan keluar dalam masa 5 tahun pertama. Apakah sistem kontak seperti itu wajar dan tidak bermasalah? Terimakasih banyak atas tanggapannya.

Anta Kusuma

Jawaban
1. Saya melihat terkesan kontrak kerja tersebut "akal-akalan". Dalam peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan tidak ada pengaturan tentang masa training 1 tahun. Ketentuan yang ada tentang kontrak kerja atau tepatnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), diatur dalam Pasal 59, Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Saya anjurkan Anda baca dan pelajari dengan baik ketentuan tersebut.

2. Dalam Pasal 59 tersebut, dapat dilihat apakah pekerjaan Anda termasuk yang boleh dijalani dengan PKWT atau tidak.

3. Tentang perusahaan mensyaratkan pekerja tidak boleh keluar dalam masa 5 tahun pertama, bila pekerja setuju, akan bersifat mengikat. Urusan tentang ini lebih ke arah hukum perdata daripada hukum ketenagakerjaan.

4. Dalam praktik, meski pekerja bersedia untuk terikat 5 tahun, bila ternyata pekerja "kabur" padahal baru bekerja 1,5 tahun misalnya, tidak secara otomatis perusahaan akan "mengejar" pekerja tersebut. Kemungkinan perusahaan akan menggugat ke pengadilan perdata juga kecil karena biaya perkara akan lebih mahal dibanding mencari pekerja pengganti. Tapi, saya tidak dapat memastikan apa yang akan diperbuat oleh perusahaan bila Anda benar-benar "kabur" sebelum masa 5 tahun terpenuhi.

Bambang Supriyanto

Tentang Bambang Supriyanto
Email Bambang Supriyanto

Pertanyaan
Status Karyawan Setelah Perusahaan Dijual ke Pihak Lain
1. Perusahaan tempat saya bekerja saat ini sahamnya telah dijual 100% ke pihak lain. Tapi, dari informasi yang saya dapat, karyawan tidak akan diberi pesangon karena ada kesepakatan dengan pemilik baru bahwa masa kerja dianggap dilanjutkan di perusahaan yang baru (tidak ada PHK). Apakah memang ada aturan seperti itu?

2. Hitungan masa kerja itu dimulai sejak awal kontrak atau sejak jadi karyawan tetap?

Fitrah

Jawaban
1. Hubungan kerja antara pekerja dengan suatu perusahaan, ketika perusahaan tersebut dibeli (akuisisi) atau merger oleh/dengan perusahaan lain dapat:
-- diputuskan, dengan pekerja memperoleh hak-haknya sesuai UU, dan masa kerja di perusahaan baru mulai dari "nol"; atau:
-- nyambung terus di perusahaan baru, tanpa harus PHK dengan pemilik lama.

2. Masa kerja dihitung sejak awal kontrak, pada saat pekerja menandatangani perjanjian kerja, bukan saat ia diangkat/ditetapkan menjadi pekerja tetap.

Rabu, 19 Januari 2011

KEPRIBADIAN



Serpihan Ketiga – “Hulu Keindahan Tiada Terkira”
Posted on Juli 9, 2009 by budhiachmadi
Beginilah hidup saat terluka. Laksana seekor keong berjalan di rimba lebat, begitu lemah, lambat dan semua arah ke depan adalah onak-duri-belukar mengerikan dan menyakitkan terlihatnya. Bintang berkilau di gelap-gulita, fajar tersenyum di pagi buta, matahari benderang membubungkan harapan semesta, tetap saja keong merayap, meratap dan compang-camping. Perjalanan hidup yang diimpikan bahagia berkepanjangan, telah diganjar episode [...]

Filed under: Novel - Elang | 4 Komentar »

Serpihan Kedua – “Sebuah Mantra Kemiskinan”
Posted on Juni 11, 2009 by budhiachmadi
“You Can Help Other People With Your Gesture” Aku tahu banyak kelemahan dalam diriku, tapi kelemahan itulah yang membuatku yakin bahwa cerita hidupku kelak jauh lebih besar dibandingkan orang-orang yang kini lebih sempurna di sekitarku. Begitulah kira-kira keyakinan Ngalintir untuk mengalahkan tantangan yang menggunung-gunung sepanjang hidupnya. Ngalintir kecil tidaklah ceko seperti sekarang, karena ia adalah [...]

Filed under: Novel - Elang | Komentar Dimatikan

Serpihan Kesatu – “Turbulence”
Posted on Juni 11, 2009 by budhiachmadi
“Elang sejati selalu bertempur seorang diri” Akhirnya Tuhan menunjukkan sedikit rahasia alam semesta. Bukan tentang cahaya. Ini adalah impian manusia tentang airfoil bermesin yang dapat lepas-landas dari cengkeraman bumi, yang akhirnya diintepretasikan teori fluida dinamis Daniel Bernoulli, dibuktikan oleh Orville dan Wilbur Wright, sebagai akibat hembusan udara relatif dari depan – head wind. Bukan seperrti [...]

Filed under: Novel - Elang | 4 Komentar »


Nasibmu Tergantung Kharaktermu
Posted on Mei 17, 2010 by budhiachmadi
Pikirkanlah akal pikirmu
Karena itu akan menjadi ucapanmu.
Pikirkanlah ucapanmu
Karena itu akan menjadi sikapmu.
Pikirkanlah sikapmu
Karena itu akan menjadi tindakanmu.
Pikirkanlah tindakanmu
Karena itu akan menjadi kebiasaanmu.
Pikirkanlah kebiasaanmu
Karena itu akan menjadi kharaktermu.
Pikirkanlah kharaktermu
Karena itu akan menjadi nasibmu.

Filed under: Leadership Catatan Tentang Pemimpin Yang Rendah Hati-6 “Brand Equity”
Posted on Oktober 30, 2010 by budhiachmadi
Ini adalah tentang empat alinea yang merajut pemikiran Kris Moerwanto di sebuah media nasional 29 Oktober 2010, yang berjudul “Brand Equity Ala Mbah Maridjan”. Pemikiran yang saya juga pernah mengingatnya dari sebaris kalimat milik Jenderal Fogleman (salah satu Kasau paling populer dalam sejarah AU AS), berbunyi “Don’t think you must be wearing four stars on [...]

Filed under: Leadership | 2 Komentar »

Catatan Tentang Pemimpin Yang Rendah Hati-5
Posted on Oktober 12, 2010 by budhiachmadi
Banyak orang bertanya tentang kekuatan terbesar dari sebuah kepemimpinan. Analogi banyak diambil dari tokoh-tokoh dunia, mulai dari pioner legenda kepemimpinan wahyu langit “Nabi Adam AS” hingga tokoh-tokoh pemimpin di era modern. Lalu orang mengeluhkan mengapa sekian banyak institusi yang diharapkan umat manusia dari zaman ke zaman, untuk mampu menjadi bedrock of leadership, masih terus gagal [...]

Filed under: Leadership | Leave a Comment »

Catatan Tentang Pemimpin Yang Rendah Hati-4
Posted on Juli 26, 2010 by budhiachmadi
Dalam dunia yang semakin sempit. Setiap individu akan berusaha untuk masuk ke dalam centre of gravity, ingin masuk menjadi bagian yang lebih penting, ingin masuk dalam inner circle kekuasaan, maka makna sempit tidak bermakna alam semesta yang mengecil ukurannya, namun cita-cita dan keinginan manusia yang membuatnya semuanya menjadi berdesak-desakkan dan kehadiran orang lain yang bahkan [...]

Filed under: Leadership | 2 Komentar »

Catatan Tentang Pemimpin Yang Rendah Hati – 3
Posted on Juli 22, 2010 by budhiachmadi
Sore ini, ada sebuah pembelajaran kepemimpinan yang secara kebetulan terselip dalam sebuah buku berjudul “Ayahku Maroeto Nitimihardjo”. “Pahlawan” menurutnya terdiri dari dua jenis, yaitu “pahlawan dikenal dan pahlawan tak dikenal” dan sebenarnya yang betul-betul memiliki harga yang jauh lebih mulia adalah mereka yang termasuk pahlawan tak dikenal. Maroeto menyebutkan nama Yusuf Kunto, yaitu seorang pemuda [...]

Filed under: Leadership | Leave a Comment »

Catatan Tentang Pemimpin Yang Rendah Hati – 2
Posted on Juli 22, 2010 by budhiachmadi
Kharakter kepemimpinan adalah sebuah degenerasi dari suatu keadaan yang berulang-ulang. Kita akan memulai catatan ini dari sebuah ketika seseorang yang nantinya kita asumsikan sebagai calon pemimpin. Anak ini terlahir dari sebuah keluarga yang tersisih dan miskin, maka para orangtua biasanya mensimplifikasi permasalahan masa depan anak cemerlangnya itu, semata pada konsepsi fisik yang manusiawi – kaya, [...]

Filed under: Leadership | 1 Komentar »

Catatan Tentang Pemimpin Yang Rendah Hati – 1
Posted on Juni 3, 2010 by budhiachmadi
Mungkin sudah agak terlambat, namun sungguh teramat sayang bila pengalaman beberapa menit pertemuan dan beberapa pesan pendek ini tidak saya abadikan menjadi perenungan – termasuk untuk saya sendiri tentunya – tentang kekuatan “rendah hati”. Hari itu, pagi tanggal 8 April 2010. Dalam suatu acara di Jakarta, tiba-tiba muncul sosok flamboyan dan ia adalah salah satu [...]

Filed under: Leadership | 7 Komentar »

DARI MAOSPATI KAMI BERBAKTI DEMI NEGERI




Dog Fight Di Atas Wilayah Udara Maospati
Posted on September 5, 2009 by budhiachmadi
Pada akhir tahun 1920 sampai awal tahun 1930, saat bangsa kita masih berada pada era “gerobak sapi”, pesawat tempur sudah mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas. Bila pada masa akhir PD I, kegiatan difokuskan pada reorganisasi dan pengkajian petunjuk operasi. Maka pada masa ini, Angkatan Udara benar-benar telah memetik kemajuan yang mengagumkan. Bagi penerbang tempur sendiri kemajuan paling penting yang dirasakan pada saat itu adalah penemuan sistem komunikasi radio. Untuk pertama kali, para penerbang bisa berkomunikasi antar pesawat dan menerima instruksi dari bawah.

Bila pada saat ini sistem komunikasi radio merupakan kebutuhan pokok dan dijamin dengan kualitas yang tinggi. Maka pada masa awal kelahiran itu tidaklah demikian. Radio sering mengalami distorsi. Sehingga penerbang harus mencari cara untuk mengatasi permasalahan ini dengan latihan yang baik. Karena kualitas radio yang jelek ini pula, maka para penerbang menciptakan istilah-istilah yang diseragamkan dan mudah dipahami oleh semua para penerbang. Istilah-istilah tersebut nantinya dipakai hingga saat ini, seperti istilah bandit untuk pesawat musuh, bogey untuk pesawat asing yang belum teridentifikasi musuh/bukan, tally ho yang berarti melihat musuh, dan sebagainya. Dalam operasi udara, radio menempati peran utama. Dalam operasi patroli udara, maka informasi posisi musuh, perintah penyergapan, penembakan, bahkan kontrol pertempuran udara dari pangkalan induk, menggunakan sarana komunikasi radio.

Kemajuan Angkatan Udara juga didukung oleh peningkatan kemampuan mesin pesawat, baik daya dorong ataupun batas ketinggian terbangnya. Pesawat terbang mulai didesain dengan kualitas tinggi, yaitu tipe monoplane dengan drag yang rendah, roda yang bisa dilipat kedalam, dan cockpit tertutup. Kemampuan senjata juga ditingkatkan, hingga memiliki jarak jangkau dan daya ledak yang lebih besar. Kemajuan yang dialami oleh Angkatan Udara ini didorong juga oleh susanan ketegangan yang kian memanas di pertengahan tahun 1930-an. Pertentangan ideologi Fascisme dan komunis telah menyulut bara perang di Eropa.

Masalah paling penting kegiatan pertahanan udara adalah minimnya peralatan untuk pengawasan wilayah udara. Informasi akan datangnya serangan biasanya hanya diperoleh dari pasukan pertahanan pantai yang menggunakan penjejak suara (sound tracker) berkualitas buruk. Padahal pesawat tempur harus mengudara dalam waktu 20 sampai 25 menit sebelumnya untuk menyergap bomber musuh yang ada pada ketinggian 6.000 meter. Maka kemajuan tehnologi yang juga sangat mendukung pengembangan Angkatan Udara adalah adanya radar peringatan dini. Namun demikian, kualitas radar ini masih jauh dari sempurna. Radar hanya bisa menginformasikan bahwa ada pesawat musuh yang datang mengancam. Informasi tentang ketinggian dan jumlah masih belum memungkinkan. Crew radar hanya bisa menebak arah dan kecepatan, itupun setelah mendapatkan latihan yang baik.

Dalam perkembangan taktik pertempuran udara, ada beberapa rumusan menarik yang baru diperkenalkan dalam masa ini. Salah satunya terdapat dalam Air Fighting Tactics Training Manual milik British RAF yang berbunyi, “Manuver dengan kecepatan tinggi dalam pertempuran udara tidak efektif lagi untuk digunakan sekarang. Sebab efek dari gaya gravitasi selama perubahan arah yang cepat/manuver pada kecepatan tinggi akan mengakibatkan hilangnya kesadaran penerbang”. Para penerbang ternyata sudah mengenal G Loc, yaitu hilangnya kesadaran penerbang saat melakukan manuver akibat pengaruh gaya gravitasi bumi. Tidak saja bagi penerbang, G besar juga bisa membetot badan pesawat sampai terlepas satu persatu. Dalam bermanuver, teori ini masih digunakan sampai sekarang, namun yang menjadi faktor penghambat bukan pada kemampuan penerbangnya saja (efek gaya gravitasi sudah bisa diatasi dengan adanya G suit dan teknik pernafasan Anti G Straining Maneuver). Namun dengan sebuah pengetahuan baru tentang adanya corner velocity. Yaitu sebuah kecepatan dimana pesawat mampu bergerak dalam radius turn minimum dan rate of turn maksimum. Pada kondisi inilah pesawat tempur akan sangat efektif melaksanakan setiap manuver pertempuran udara.

Menuju Maospati

Kapan bangsa kita mulai mengenal pesawat terbang ? Yang jelas, tranfer teknologi terjadi saat penjajahan Belanda. Embrio Angkatan Udara Belanda bernama Proefvliegavdeling (PVA) berdiri pada tanggal 21 Juli 1918. Namun demikian, PVA sudah mendirikan sebuah escadrille (skadron) di Soekamiskin pada bulan Agustus 1921 dengan kekuatan 6 pesawat. Ini adalah skadron pesawat pertama yang pernah ada di Indonesia. Jenis pesawat yang digunakan adalah De Havilland dan Fokker D-VII. Komandannya adalah Kapten Stom. Pada tanggal 31 Maret 1939, Angkatan Udara Belanda berdiri, bernama Militaire Luchtvaar. Namun demikian pada tanggal 1 September 1939, Jerman menginvasi Polandia menandai dimulainya PD II. Belanda dilanda ketakutan perang. Tidak hanya di negaranya sendiri, karena Jepang juga semakin mengancam di Indonesia. Maka Belanda pun mulai mengadakan pembangunan pangkalan-pangkalan udara.

Maospati sendiri tentunya menjadi tempat paling beruntung bila kita menghubungkannya dengan dunia kedirgantaraan. Andaikan Belanda tidak membangun sebuah pangkalan, maka Maospati hanyalah sebuah kecamatan kecil di perbatasan Magetan dan Madiun. Tanpa adanya pangkalan, para sesepuh mungkin hanya akan membanggakan Legenda Tuan Belling, seorang petinggi Pabrik Gula Belanda yang kejam namun akhirnya tewas dijebak dan dikeroyok rakyat Maospati di tengah perkebunan. Pangkalan Maospati telah memberikan nuansa yang lain. Legenda Tuan Belling masih kalah seru dengan legenda-legenda yang terjadi di Pangkalan Maospati.

Pembangunan landasan di Pangkalan Udara Maospati dilakukan oleh Departemen Van Oorlog Hindia Belanda dengan ukuran 1586 x 53 meter. Setelah pembangunan selesai pada akhir Mei 1940 Pangkalan Udara Maospati mulai dibuka dan ditempatkan satu skadron tempur dengan kekuatan pesawat Curtiss 75A-7 Hawk pada 1 Pebruari1941. Akhir tahun. Dua skadron tempur diaktifkan dengan kekuatan pesawat Curtiss Wright 21B Interceptor. Pangkalan ini menjadi pangkalan utama sekutu di Jawa.

Pada tanggal 1 Desember 1941, diadakan mobilisasi perang untuk menghadapi serbuan Jepang. Kekuatan yang ada di Maospati adalah 13 Curtiss 75A-7 Hawk, 17 Curtiss Wright 21B Interceptor, dan 6 Brewster 339 Buffalo. Dan serbuan Jepang atas Maospati yang dilaksanakan tanggal 3 Pebruari 1942 memang begitu dahsyat. Serangan tersebut bernama Operasi Z. Serangan dimulai dari Manggar, Balikpapan (Kainan Kokutai) dan Kendari (Kanoya Kokutai). Serangan ini berkekuatan 17 pesawat Mitsubishi A6M2 Zeke dan 1 Mitsubishi C5M2 Babs dari Tainan Kokutai, serta 27 Mitsubishi G4M1 Betty dari Kanoya Kokutai. Semua pesawat tersebut dibawah komando AL Jepang. Kekuatan AU Belanda di Maospati adalah 12 Curtiss 75A-7 Hawk, 7 Curtiss Wright 21B Interceptor, 8 Glenn Martin 139 WH-1/2/3A, 1 Ryan STM-2, 1 Fokker C-X, 3 B-17E/ 7 dan 19 BGp USAAF. Sedemikian hebatnya kekuatan Jepang, hingga dalam pertempuran t ersebut tidak satupun korban jatuh di pihak Jepang. Pada tanggal 2 Maret 1942, semua kekuatan ML terusir dari Maospati. Yang patut dicatat dalam sejarah bahwa Operasi Z adalah pertempuran udara yang pertama kali terjadi Maospati. Pertempuran-pertempuran yang terjadi di sekitar perjuangan kemerdekaan lihat tabel.

Sejak kepergian pesawat-pesawat ML dari Maospati, maka tidak terdengar lagi adanya pesawat tempur disana. Jepang hanya menjadikan Pangkalan Udara Maospati sebagai bengkel mesin pesawat. Ini berlanjut pada masa pasca kemerdekaan. Pangkalan Maospati tidak seperti pangkalan lain yang mendapatkan banyak pesawat bekas Jepang. Deru pesawat hanya terdengan bila ada pesawat-pesawat dari pangkalan lain yang singgah. Maospati bukan lagi pangkalan utama seperti pada masa pendudukan Belanda. Landasan yang ada masih menyisakan bekas bom-bom yang dijatuhkan saat Operasi Z. Maospati menjadi kota mati kembali.

Detail Pertempuran Udara Di Maospati Dari Operasi Z sampai Agresi Belanda II

Tgl.
Peristiwa
Keterangan

3 Peb ‘42
Serangan udara Jepang pertama atas Maospati bernama Operasi Z. Serangan dimulai dari Manggar, Balikpapan (Tainan Kokutai) dan Kendari (Kanoya Kokutai).

Kekuatan Pesawat Belanda di Maospati :

8 pesawat Curtiss 75A-7 Hawk, dari satuan 1-VIG IV.

4 pesawat Curtiss 75A-7 Hawk, yang berada di pusat pemeliharaan Technische Dienst (TD).

7 pesawat Curtiss Wright 21B Interceptor, sedang masa perawatan di TD. Berasal dari satuan 2-VIG IV.

8 pesawat Glenn Martin 139 WH-1/2/3A, 1-VIG II

1 pesawat Ryan STM-2

1 pesawat Fokker C-X

3x B-17E, B-7, dan 19 pesawat BGp USAAF



Pesawat Korban Selama Operasi Z :

Curtiss 75A-7 Hawk, satuan 1-VIG-IV











Curtiss 75A-7 Hawk, satuan 1-VIG-IV











Curtiss 75A-7 Hawk seri C 323, satuan 1-VIG-IV













Curtiss 75A-7 Hawk seri 325, satuan 1-VIG-IV







Curtiss 75A-7 Hawk seri 335, satuan 1-VIG-IV







Curtiss Wright 21B Interceptor, satuan 2-VIG-IV









3 pesawat B-17E, 7, atau 19 BGp USAAF, sedang dirawat di Maospati



Kerugian pangkalan selain hilangnya pesawat adalah hanggar satuan 1-VIG IV yang hancur dibom. Gedung utama dan pusat radio juga hancur. Beberapa kampung di Maospati juga menderita serangan bom yang mengakibatkan lebih dari 170 rakyat terluka.


Diserbu dengan kekuatan 17 pesawat Mitsubishi A6M2 Zeke dan Mitsubishi C5M2 Babs dari Tainan Kokutai dan 27 Mitsubishi G4M1 Betty dari Kanoya Kokutai. Semua unit di bawah komando AL Jepang. Tidak ada korban dari pihak Jepang.



Satuan 2-VIG-IV berada di Perak, Surabaya.













Saat terbang kembali ke pangkalan dalam keadaan mesin rusak. Ditembak oleh sebuah pesawat A6M2 Zeke setelah mendarat di Maospati. Pesawat terbakar. Penerbangnya adalah Sgt. VI H.J. Mulder selamat.

Saat terbang kembali ke pangkalan dalam keadaan mesin rusak. Ditembak oleh sebuah pesawat A6M2 Zeke setelah mendarat di Maospati. Pesawat terbakar. Penerbangnya adalah Sgt. VI A. Kok selamat.

Ditembak oleh pesawat A6M2 Zeke di dekat Madiun. Penerbangnya adalah komandan satuan 1-VIG-IV, Kpt. VI. Wnr. M.W. Van Der Poel berhasil bail out dari pesawat namun jatuh di sungai. Mayatnya baru ditemukan tanggal 10 Pebruari.

Ditembak oleh pesawat A6M2 Zeke di dekat Surabaya. Penerbangnya Vdg. VI. Wnr. Jhr. F. J. Van Der Does de la Bije tewas.

Ditembak pesawat A6M2 Zeke di atas Surabaya. Penerbangnya Vdg. VI. Wnr. H. G. G. Droge berhasil bail out dari pesawat.

Ditembak oleh pesawat A6M2 Zeke saat mengadakan pebdaratan darurat di Maospati. Penerbangnya Sgt. VI. O. B. Roumimper berhasil melepaskan diri dari pesawat yang terbakar.

Hancur saat serangan.

5 Peb ‘42
Sebuah pesawat Curtiss 75A-7 dari satuan 1-VIH IV seri 332 jatuh. Mengadakan pendaratan darurat setelah bertempur dengan A6M2 Zeke dari Kokutai 3 di atas Surabaya. Pesawat hancur dan penerbangnya Sgt. VI R.M.H Hermans selamat.
15 Peb ‘42
Sebuah pesawat P-40E dari 17 Pursuit Squadron USAAF jatuh. Melaksanakan pendaratan darurat yang gagal di Maospati, saat melaksanakan terbang dari Ngoro ke Tjililitan lewat Maospati.
16 Peb ‘42
Belanda mengadakan serangan gabungan atas kapal perang Jepang, oleh detasemen grup bomber 7 dan 19, yang menggunakan 3 pesawat B-17 Mengakibatkan kerusakan kecil
18 Peb ‘42
Jepang menyerang Maospati kembali. Menimbulkan kerusakan pada 3 pesawat B-17, 7 dan 19 BGp USAAF Diserang oleh 15 pesawat Mitsubishi A6M2 Zeke dan sebuah Mitsubishi C5M2 Babs dari Tainan Kokutai dan Kokutai 3.
21 Peb ‘42
Jepang menyerang Maospati. Beberapa Curtiss Wright 21B Interceptor, dari satuan 2-VIG IV yang berada di TD hancur. Terkena serangan senapan mesin pesawat saat melaksanakan tes mesin di pangkalan. Diserbu oleh 13 pesawat Mitsubishi A6M2 Zeke dari Tainan Kokutai dan Kokutai 3.
24 Peb ‘42
Mengadakan penyerangan atas kapal perang Jepang di dekat Makassar. Dilaksanakan oleh detasemen grup bomber 7 dan 19 USAAF dengan kekuatan 6 pesawat B-17E. Kapal perang Jepang hanya rusak ringan
26 Peb ‘42
Penyerangan atas kapal perang Jepang di dekat Bawean oleh detasemen grup bomebr 7 USAAF, dengan kekuatan 2 pesawat B-17E. Tidak ada kerusakan di pihak Jepang.
28 Peb ‘42
Mengadakan penyerangan atas kapal perang Jepang di Laut Utara Jawa. Penyerangan oleh 3 pesawat B-17E USAAF terhadap kapal perang Jepang di Laut Utara jawa. Berangkat dari Maospati pukul 06.40.

Penyerangan oleh 4 pesawat B-17E USAAF terhadap kapal perang Jepang di Laut Utara jawa. Berangkat dari Maospati pada malam hari.









Sq. 36 RAF (AU Inggris), pada hari ini juga digeser ke Maospati untuk membantu pesawat-pesawat ML. Mengadakan serangan dengan 9 pesawat Vildebeest pada kapal-kapal perang jepang di utara Rembang dan di sekitar Kragan. Berangakat dari Maospati pada malam hari dan menyerang pada pagi hari tgl. 29 Pebruari. (Hasil penyerangan ini lihat bawah)


Kerusakan kecil pada kapal perang Jepang.

Tembakan near miss pada kapal perang Tokushima-Maru, sehingga kapal masih bisa menepi. Tembakan pada kapal perang Johore-Maru tepat sasaran, 150 prajurit Jepang tewas. Dan menimbulkan kerusakan kecil pada beberapa kapal lain.

29 Peb’ 42
2 pesawat Vildebeest dari Sq. 36 RAF, tertembak saat sedang menyerang kapal perang Jepang di sekitar Kragan. Komandan Skadron, J. T. Wilkins dan 2 orang kru tewas. Sq. 36 akhirnya ditarik ke Tjikampek.Sebuah serangan dilaksanakan oleh sebuah pesawat B-17E USAAF terhadap kapal perang Jepang di sekitar Kragan. Berangkat dari Maospati pukul 09.00





Tidak ada kerusakan di pihak Jepang.

1 Mar ‘42
Evakuasi dan hancurnya kekuatan di Pangkalan Udara Maospati.2 pesawat Curtiss Wright 21B Interceptor dari satuan 2-VIG IV yang dirawat di TD hancur.

Hawker Hurricane IIB dari satuan 2- VIG IV







Brewster 339 Buffalo, 1-VIG-V



B-17E, 7 atau 19 BGp USAAF


Dihancurkan oleh personel ML-KNIL sebelum meninggalkan Maospati.

Rusak saat dipakai menyerang kapal perang Jepang, lalu dihancurkan oleh personel ML-KNIL sebelum meninggalkan Maospati.

Dihancurkan oleh personel ML-KNIL sebelum meninggalkan Maospati.

Dihancurkan oleh personel Amerika sebelum meninggalkan Maospati.

2 Mar ‘42
Personel ML terakhir yang meninggalkan Maospati menuju Tasikmalaya.
21 Jul ‘47
Serangan pertama ML atas Maospati dalam rangka Agresi Belanda I, dilaksanakan oleh pesawat P-40 Sq. 120. Operasi ini dinamakan Operasi Pelikaan.
22 Jul ‘47
P-40 Sq. 120 menyerang Maospati. Menghancurkan 5 pesawat yang ada di pangkalan.
25 Jul ‘47
P-40 Sq. 120 menyerang Maospati.
4 Agus ‘47
P-40 Sq. 120 menyerang Maospati. Menghancurkan sebuah pesawat di hanggar.
19 Des ‘48
Serangan pertama ML dalam rangkan Agresi Belanda II. Operasi ini dinamakan Operasi Zuiderkruis Berhasil menghancurkan pesawat Kawasaki tipe 99 Ki. 48 Lily di pangkalan.
23 Des ‘48
Pesawat P-51 D/K dari Sq. 121 ML tertembak jatuh di lereng Gunung Lawu. Penerbangnya Kpt. F. Strumpff killed
24 Des ‘48
Semua bangunan dihancurkan oleh para pejuang.
25 Des ‘48
Pangkalan dikuasai oleh ML.
7 Mei ‘49
Perjanjian Roem Royen
2 Jul ‘49
Pangkalan Udara Maospati kembali ke AURI
27 Des ‘49
Pengakuan Kedaulatan atas Indonesia
27 Jun ‘50
Markas ML-KNIL diserahkan ke AURI
Filed under: Dog Fight - Pertempuran Udara

« Dog Fight – Rumus Dasar Pertempuran Udara Kisah Ditemukannya Ejection Seat »

BUAH CIPLUKAN UNTUK KESEHATAN



Berbagai Manfaat Ciplukan
Oleh Sri Budhi Utami (16 Februari 2010)

1. Nama Tanaman

Nama ilmiah: Physalis angulata L. Nama lokal: Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa), Cecendet (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram), Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak), Leletokan (Minahasa).

2. Klasifikasi
Klasifikasi Physalis angulata L dalam sistematika tumbuhan menurut adalah:
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonnae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Marga: Physalis
Spesies: Physalis angulata L

3. Deskripsi Tanaman
Physalis angulata L adalah tumbuhan herba annual (tahunan) dengan tinggi 0,1-1 m. Batang pokoknya tidak jelas, percabangan menggarpu, bersegi tajam, berusuk, berongga, bagian yang hijau berambut pendek atau boleh dikatakan gundul. Daunnya tunggal, bertangkai, bagian bawah tersebar, di atas berpasangan, helaian berbentuk bulat telur-bulat memanjang-lanset dengan ujung runcing, ujung tidak sama (runcing-tumpul-membulat-meruncing), bertepi rata atau bergelombang-bergigi, 5-15 x 2,5-10,5 cm. Bunga tunggal, di ujung atau ketiak daun, simetri banyak, tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk, langsing, lembayung, 8-23 mm, kemudian tumbuh sampai 3 cm. Kelopak berbentuk genta, 5 cuping runcing, berbagi, hijau dengan rusuk yang lembayung. Mahkota berbentuk lonceng lebar, tinggi 6-10 mm, kuning terang dengan noda-noda coklat atau kuning coklat, di bawah tiap noda terdapat kelompokan rambut-rambut pendek yang berbentuk V. Tangkai benang sarinya kuning pucat, kepala sari seluruhnya berwarna biru muda. Putik gundul, kepala putik berbentuk tombol, bakal buah 2 daun buah, banyak bakal biji. Buah ciplukan berbentuk telur, panjangnya sampai 14 mm, hijau sampai kuning jika masak, berurat lembayung, memiliki kelopak buah.

4. Habitat, Penyebaran, dan Budidaya
Ciplukan adalah tumbuhan asli Amerika yang kini telah tersebar secara luas di daerah tropis di dunia. Di Jawa tumbuh secara liar di kebun, tegalan, tepi jalan, kebun, semak, hutan ringan, dan tepi hutan. Ciplukan biasa tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 1-1550 m dpl. Kultur tunas dapat tumbuh baik pada media MS dengan penambahan zat pengatur tumbuh BA dan IAA. Kadar dan perbandingan zat pengatur tumbuh untuk regenerasi kultur tunas agar diperoleh planttet adalah sebesar BA 3-4 ppm dan IAA 0,1 ppm.

5. Penggunaan di Masyarakat
Akar tumbuhan ciplukan pada umumnya digunakan sebagai obat cacing dan penurun demam. Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah ciplukan sendiri sering dimakan untuk mengobati epilepsi, tidak dapat kencing, dan penyakit kuning.

6. Kandungan Kimia
Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam ciplukan antara lain saponin, flavonoid, polifenol, dan fisalin. Komposisi detail pada beberapa bagian tanaman, antara lain: herba (Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulatin A), biji (12-25% protein, 15-40% minyak lemak dengan komponen utama asam palmitat dan asam stearat), akar (alkaloid), daun glikosida (flavonoid/luteolin), tunas (flavonoid dan saponin).

7. Perkembangan Penelitian
Sejak lama, ciplukan sebenarnya telah diteliti oleh para ahli dari berbagai negara. Penelitian tersebut biasanya terfokus pada aktivitas yang dimiliki oleh ciplukan. Dari penelitian yang telah dilakukan, baik secara invitro maupun invivo, didapatkan informasi bahwa ciplukan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, dan sitotoksik.

Baedowi [1998] telah melakukan penelitian terhadap ciplukan secara invivo pada mencit. Dari penelitiannya tersebut, didapatkan informasi bahwa ekstrak daun ciplukan dengan dosis 28,5 mL/kg BB dapat memengaruhi sel β insulin pankreas. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas antihiperglikemi dari ciplukan.
Januario et al. (2000) telah menguji aktivitas antimikroba ekstrak murni herba ciplukan fraksi A1-29-12 yang terdiri dari fisalin B, D, dan F menunjukkan KHM (Kadar Hambat Minimum) dalam g.mL-1. Fisalin m menghambat mycobacterium tubercolosis H37Rv sebesar 32 B dan D murni menunjukkan nilai KHM dalam menghambat mycobacterium tubercolosis H37Rv masing-masing sebesar >g.mL-1 dan 32m128 g.mL-1. Diduga fisalin D berperan penting pada aktivitas antimikroba m yang ditunjukkan.

8. Beberapa Manfaat Ciplukan

a. Diabetes Mellitus. Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta akar-akarnya dan dibersihkan. Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

b. Sakit paru-paru. Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan buahnya). Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring. Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.

c. Ayan. Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak. Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin.

d. Borok. Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih. Cara membuat: ditumbuk sampai halus. Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.

Sumber: http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com, http://www.iptek.net.id

Kategori: Buatan Pointer
Topik: Hidup Sehat

TELAGA SARANGAN INDONESIA




Telaga Sarangan, Wisata Mempesona di Kaki Gunung Lawu
Oleh Anida Etikawati (3 Januari 2011)

Hasil ekspedisi ke Telaga Sarangan, 1 Januari 2011.

Telaga Sarangan terletak di kaki Gunung Lawu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, sekitar 20 km dari pusat kota Magetan, Jawa Timur. Tempatnya sejuk, cenderung dingin dan berkabut. Nama lain dari telaga ini adalah Telaga Pasir. Hal ini berkaitan dengan cerita asal mula Telaga Sarangan. Konon, dahulu hidup sepasang suami-istri bernama Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Mereka hidup di kaki Gunung Lawu. Pada suatu hari, Kyai Pasir menemukan sebutir telur di bawah pohon yang akan ditebangnya. Telur itu kemudian dibawa pulang, dan dimasak oleh istrinya. Setelah matang, separuh telur dimakan oleh Kyai Pasir, dan separuhnya dimakan oleh Nyai Pasir. Setelah memakannya, Kyai Pasir menuju ke ladang untuk bertanam. Namun dalam perjalanan ke ladang, tubuhnya terasa panas, kaku, dan sakit. Akhirnya Kyai Pasir rebah dan berguling-guling di tanah. Tiba-tiba wujudnya berubah menjadi ular naga yang besar. Hal ini juga dialami oleh Nyai Pasir. Kedua naga itu akhirnya tetap berguling-guling, menyebabkan cekungan di tanah. Cekungan itu semakin lama semakin dalam, dan tiba-tiba tersembur air yang cukup besar di dalamnya. Dalam sekejap, cekungan itu sudah dipenuhi air, dan berubah menjadi telaga. Telaga inilah yang dikenal dengan Telaga Pasir atau Telaga Sarangan. Setahun sekali, pada hari Jumat Pon bulan Ruwah, di telaga ini diadakan acara Larung Tumpeng. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur masyarakat desa. Dalam upacara ritual ini, warga melarung persembahan atau sesaji ke tengah telaga. Selain telaga, Anda juga bisa menikmati obyek wisata air terjun Tirtosari di Telaga Sarangan.

Di sepanjang jalan dari pusat kota Magetan menuju Telaga Sarangan, Anda akan disuguhi pemandangan yang indah. Di kanan-kiri jalan terlihat hamparan sawah dan ladang penduduk. Jalannya berkelok-kelok dan naik. Namun Anda tak perlu khawatir, karena keadaan jalannya cukup baik, tidak rusak dan bergelombang. Tapi Anda juga harus tetap berhati-hati, karena terkadang ada kendaraan yang tidak kuat naik, sehingga mogok di tengah jalan. Sebelum tiba di Telaga Sarangan, Anda akan melewati Telaga Wurung. Telaga Wurung ini adalah tempat bagi mereka yang gemar memancing ikan. “Wurung” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya “batal”. Konon, jika sepasang kekasih melewati jalan ini, maka diyakini jalinan cintanya akan berakhir (wurung menikah).



Tiba di Telaga Sarangan, Anda akan dikenai tiket masuk sebesar Rp 4.000 untuk dewasa, dan Rp 3.000 untuk anak-anak. Cukup murah mengingat di sini ada 2 obyek wisata sekaligus, telaga dan air terjun. Meski tidak begitu luas, namun di tengah telaga terdapat pulau kecil. Entah apa yang ada di dalamnya, yang jelas pulau tersebut tidak dibuka untuk wisatawan. Di sebelah barat telaga, terdapat hutan pinus yang banyak dihuni oleh kera liar. Jika sepi, kera-kera banyak yang turun ke jalan. Di telaga ini ada beberapa pilihan yang dapat Anda nikmati. Untuk wisata air, Anda dapat naik perahu boat mengelilingi telaga. Anda dapat menikmati indahnya telaga dan merasakan segarnya air telaga. Paket yang ditawarkan ada 2 macam, 1 kali putaran dengan biaya Rp 40.000 atau 3 kali putaran dengan biaya Rp 100.000. 1 perahu boat dapat dinaiki 4-5 orang dewasa. Untuk wisata darat, Anda dapat naik kuda mengelilingi telaga. Satu kali putaran Anda akan dikenai biaya Rp 40.000. Jika Anda hobi berolahraga, Anda bisa berjalan kaki mengelilingi Telaga Sarangan dengan keliling sekitar 1,5 km. Di sepanjang jalan, Anda dapat menikmati keindahan panorama alam Gunung Lawu. Jika Anda belum lelah berjalan, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke air terjun Tirtosari. Anda tidak perlu khawatir, karena jalan menuju air terjun Tirtosari ini relatif mudah dilewati. Pintu masuknya terdapat di sebelah barat telaga, ditandai dengan patung pesawat di bagian depannya. Perjalanan menuju air terjun Tirtosari ini berjarak sekitar 2,5 km. Jika Anda lelah, perjalanan awal sejauh 1,5 km dapat Anda lalui dengan naik kuda, namun 1 km berikutnya perjalanan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Di sepanjang jalan Anda akan disuguhi pemandangan indah kebun sayur penduduk.

Lelah berjalan, Anda bisa menikmati kuliner di Telaga Sarangan. Yang paling terkenal adalah Sate Kelinci. Anda tidak usah bingung di mana mencarinya, karena di sepanjang telaga banyak penjual Sate Kelinci yang siap melayani Anda. Data dari Dinas Pariwisata Magetan mencatat, sedikitnya terdapat 140 pedagang sate kelinci yang berjualan di sekitar kawasan Telaga Sarangan. Satu porsi Sate Kelinci berisi 10 tusuk sate dan lontong dijual dengan harga Rp 10.000. Sate kelinci memiliki tekstur daging yang berserat halus dan warna sedikit pucat, sehingga rasanya lebih lembut dan gurih saat dikunyah. Dengan beralaskan tikar menghadap ke telaga, Sate Kelinci terasa bertambah nikmat. Selain Sate Kelinci, banyak pedagang keliling yang menawarkan kacang rebus, jagung rebus, keripik, dll.

Di pinggir telaga, banyak pedagang tanda mata yang berjualan. Mulai dari kaos bertuliskan Telaga Sarangan, sampai kerajinan anyaman juga disediakan. Di sisi lain terdapat pedagang sayur dan buah-buahan segar. Untuk masalah penginapan, Anda tidak perlu khawatir. Di pinggir telaga, banyak hotel yang ditawarkan, mulai dari hotel melati, sampai hotel berbintang.

Jika Anda ingin menikmati obyek wisata Telaga Sarangan, sebaiknya jangan berkunjung pada musim liburan. Dengan banyaknya pengunjung, Anda tidak akan dapat leluasa menikmati keindahan alamnya. Ini saya alami sendiri ketika hari Sabtu, 1 Januari 2011 kemarin berkunjung ke sana. Untuk berjalan mengelilingi telaga saya harus berdesakan dengan pengunjung lain. Belum lagi harus berkali-kali berhenti karena banyak kuda yang berlalu-lalang. Selain itu, jalan menuju Telaga Sarangan biasanya macet, karena jalan tersebut juga merupakan jalan alternatif ke kota Solo.

Kategori: Buatan Pointer, Jelajah Budaya
Topik:

SENI DAN BUDAYA ASLI INDONESIA




REOG PONOROGO dan WAROK
Indotoplist.com : Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok Warok dan Gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu bukti budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Sejarah Reog Ponorogo

Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir.

Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.


Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya.

Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan giginya.

Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer diantara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewondono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.

Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat mementaskan tariannya.


Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.


Warok

Warok sampai sekarang masih mendapat tempat sebagai sesepuh di masyarakatnya. Kedekatannya dengan dunia spiritual sering membuat seorang warok dimintai nasehatnya atas sebagai pegangan spiritual ataupun ketentraman hidup. Seorang warok konon harus menguasai apa yang disebut Reh Kamusankan Sejati, jalan kemanusiaan yang sejati.

Warok adalah pasukan yang bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam cerita kesenian reog. Warok Tua adalah tokoh pengayom, sedangkan Warok Muda adalah warok yang masih dalam taraf menuntut ilmu. Hingga saat ini, Warok dipersepsikan sebagai tokoh yang pemerannya harus memiliki kekuatan gaib tertentu. Bahkan tidak sedikit cerita buruk seputar kehidupan warok. Warok adalah sosok dengan stereotip: memakai kolor, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian dan gemblakan.Menurut sesepuh warok, Kasni Gunopati atau yang dikenal Mbah Wo Kucing, warok bukanlah seorang yang takabur karena kekuatan yang dimilikinya.

Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. “Warok itu berasal dari kata wewarah. Warok adalah wong kang sugih wewarah. Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik”.“Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa” (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).


Syarat menjadi Warok

Warok harus menjalankan laku. “Syaratnya, tubuh harus bersih karena akan diisi. Warok harus bisa mengekang segala hawa nafsu, menahan lapar dan haus, juga tidak bersentuhan dengan perempuan. Persyaratan lainnya, seorang calon warok harus menyediakan seekor ayam jago, kain mori 2,5 meter, tikar pandan, dan selamatan bersama. Setelah itu, calon warok akan ditempa dengan berbagai ilmu kanuragan dan ilmu kebatinan. Setelah dinyatakan menguasai ilmu tersebut, ia lalu dikukuhkan menjadi seorang warok sejati. Ia memperoleh senjata yang disebut kolor wasiat, serupa tali panjang berwarna putih, senjata andalan para warok.

Warok sejati pada masa sekarang hanya menjadi legenda yang tersisa. Beberapa kelompok warok di daerah-daerah tertentu masih ada yang memegang teguh budaya mereka dan masih dipandang sebagai seseorang yang dituakan dan disegani, bahkan kadang para pejabat pemerintah selalu meminta restunya.


Gemblakan

Selain segala persyaratan yang harus dijalani oleh para warok tersebut, selanjutnya muncul disebut dengan Gemblakan.Dahulu warok dikenal mempunyai banyak gemblak, yaitu lelaki belasan tahun usia 12-15 tahun berparas tampan dan terawat yang dipelihara sebagai kelangenan, yang kadang lebih disayangi ketimbang istri dan anaknya. Memelihara gemblak adalah tradisi yang telah berakar kuat pada komunitas seniman reog. Bagi seorang warok hal tersebut adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat. Konon sesama warok pernah beradu kesaktian untuk memperebutkan seorang gemblak idaman dan selain itu kadang terjadi pinjam meminjam gemblak.

Biaya yang dikeluarkan warok untuk seorang gemblak tidak murah. Bila gemblak bersekolah maka warok yang memeliharanya harus membiayai keperluan sekolahnya di samping memberinya makan dan tempat tinggal. Sedangkan jika gemblak tidak bersekolah maka setiap tahun warok memberikannya seekor sapi.Dalam tradisi yang dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam, kesaktian bisa diperoleh bila seorang warok rela tidak berhubungan seksual dengan perempuan. Hal itu konon merupakan sebuah keharusan yang berasal dari perintah sang guru untuk memperoleh kesaktian.

Kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak dipercaya agar bisa mempertahankan kesaktiannya. Selain itu ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan biarpun dengan istri sendiri, bisa melunturkan seluruh kesaktian warok. Saling mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan merupakan ciri khas hubungan khusus antara gemblak dan waroknya. Praktik gemblakan di kalangan warok, diidentifikasi sebagai praktik homoseksual karena warok tak boleh mengumbar hawa nafsu kepada perempuan.

Saat ini memang sudah terjadi pergeseran dalam hubungannya dengan gemblakan. Di masa sekarang gemblak sulit ditemui. Tradisi memelihara gemblak, kini semakin luntur. Gemblak yang dahulu biasa berperan sebagai penari jatilan (kuda lumping), kini perannya digantikan oleh remaja putri. Padahal dahulu kesenian ini ditampilkan tanpa seorang wanita pun.


Reog di masa sekarang

Seniman Reog Ponorogo lulusan sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari reog ponorogo. Mahasiswa sekolah seni memperkenalkan estetika seni panggung dan gerakan-gerakan koreografis, maka jadilah reog ponorogo dengan format festival seperti sekarang. Ada alur cerita, urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu, yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol.

Beberapa tahun yang lalu Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup reog dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional. Reog ponorogo menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya.

Sumber : exploremyindonesia.blogspot.com, wisata-kami.blogspot.com, Foto: ariesaksono.wordpress.com

SEDAP MALAM




Senin, 17 Januari 2011

GAMBAR PILIHAN







MAGETAN LAGI BERSOLEK

2/10/09Mutiara Lawu Nan Lagi Bersolek

Secara administratif, Magetan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah di sebelah barat, Kabupaten Ngawi di sebelah Utara, Kabupaten Madiun di sebelah Timur dan Kabupaten Ponorogo di sebelah selatan dengan luas wilayah 662,70 Km 2.
Pariwisata
Selama satu dekade terakhir sektor ini menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya. Telaga Sarangan adalah penyumbang pendapatan terbesar dari sektor ini. Setiap tahunnya tidak kurang dari setengah juta wisatawan domestik maupun mancanegara berduyun-duyun datang ke telaga legendaris yang sudah dikenal sejak zaman kolonial.
Memang tidak bisa dipungkiri, selain fasilitasnya yang cukup representatif, letak strategis, serta sarana dan prasarana memadai, telaga ini juga menawarkan wisata minat khusus yang yaitu wisata Puncak Lawu yang berketinggian 3.625 m dari permukaan air laut. Jika anda berminat menguji nyali dan menambah pengalaman spiritual Puncak Lawu adalah tempat yang amat cocok. Tempat ini pada masa lalu adalah bekas pelarian Prabu Brawijaya V yang melarikan diri dari serangan Demak yang sudah terkalahkan oleh pengaruh Islam. Sampai sekarang pun peninggalan Prabu Brawijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Lawu ini masih berdiri dengan tegak yang diantaranya adalah Argo Dumilah, Guo Segolo-golo, Lumbung Selayur, Pasar Diyeng, dst.
angka kunjungan ke wilayah Puncak Lawu ini selalu melonjak di bulan Syuro tepatnya pada malam 1 Muharram dimana para pengikut atau orang yang percaya akan kekuatan magis berdatangan untuk meminta berkah secara langsung kepada si penguasa Lawu ini.
Selain fasilitas akomodasi hotel, vila dan bungalow, Telaga Sarangan juga melengkapi diri dengan berkembangnya persewaan perahu air, kuda wisata, pasar wisata serta area parkir yang luas. Puncak kunjungan wisatawan ke telaga ini adalah saat diadakannya acara tahunan bertajuk, Labuh Sesaji. Upacara yang sering juga disebut dengan Larung Tumpeng Gono Bahu ini diadakan setiap minggu terakhir di bulan Sya’ban di hari Jumat Pon (penanggalan Jawa).
Selain Sarangan, Magetan juga mempunyai telaga alternatif yang tidak kalah menarik yaitu Telaga Wahyu yang terletak di jalan utama yang menghubungkan kota Magetan dan Sarangan. Air terjun Banyumas, Air Terjun Jarakan, Air Terjun Ngancar, Air Terjun Pundak Kiwo, dan Air Terjun Watu ondo adalah lima air terjun yang sedang dikembangkan. Bagi wisatawan yang menyukai barang-barang kerajinan dan seni, maka kota Magetan adalah tempatnya. Kota kecil nan asri ini mempunyai sentra industri kerajinan kulit , tepatnya di kawasan Selosari. Hasil kerajinan utamanya adalah sepatu, sandal, jaket, tas, topi, dompet dan ikat pinggang. karena produk yang berkualitas dan model produk yang bervariatif, produk kerajinan dan penyamakan kulit Magetan telah mampu menembus pasar mancanegara sehingga menjadikan kota Magetan sebagai "Kota Kulit". bagi petualang kuliner maka tempat rujukan utama yang wajib dikunjungi adalah Ayam Panggang Gandu yang terletak 12 km arah timur kota Magetan. Ayam Panggang Gandu telah mencuri perhatian para pejabat provinsi dan pusat serta arits ibukota untuk mencicipinya. suasana nan asri dan ditambah dengan suara perajin gamelan yang lagi berkarya menjadi sesuatu yang tidak bisa ditemui di daerah lain. Ayam Panggang Gandu terletak di Desa Gandu Kecamatan Karangrejo.
tak lengkap rasanya kunjungan Anda jika tidak melihat langsung peninggalan warisan budaya di daerah ini. Candi Sadon adalah satu candi yang paling terawat dan dikenal diantara puluhan situs yang ditemukan. candi ini berbentuk menyerupai Reog Ponorogo dan terletak di Desa Cepoko Kecamatan Panekan. tempat wisata yang juga lagi dikembangkan adalah sentra agrobisnis strawberi di Cemorosewu, sentra sayur mayur di Plaosan dan sentra batik tulis di Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan.

Pertanian
Masih ada sisi menarik lain dari Magetan selain potensi wisata. Daerah ini adalah sentra tingkat nasional jeruk pamelo (Citrus grandis) atau dikenal sebagai jeruk Bali terbesar di Indonesia. Asal mula nama itu mungkin dikaitkan dengan tiga varietas jeruk pamelo, yaitu pamelo nambangan, pamelo srinyonya, dan jeruk bali merah. Yang terakhir, sekarang dikenal dengan nama pamelo magetan. Ketiga varietas memiliki sentra tanam di Magetan. Sebagai pusat jeruk pamelo, komoditas pertanian unggulan Magetan ini juga memasok kebutuhan di Indonesia. Konsumen bisa mendapatkannya di pengecer atau supermarket, biasanya supermarket di kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Bali. Hingga saat ini, negosiasi langsung antara supermarket dan petani atau pemda setempat belum ada. Mereka masih mendapat pesanan melalui pedagang besar yang juga membeli dari pedagang pengumpul. Mata rantai perdagangan jeruk pamelo khususnya, dan komoditas unggulan lain umumnya di Magetan yang cukup panjang menjadi kendala peningkatan pendapatan petani. Harga di tingkat petani sampai ke tangan konsumen memiliki rentang yang cukup tinggi. Selain dalam negeri, beberapa negara, seperti Thailand, Afrika, RRC, India, dan Australia, juga menyukai buah yang beratnya bisa mencapai 1,5 hingga 2 kg. Namun, mereka tak membeli dari Indonesia karena jeruk ini sudah dibudidayakan di negara-negara itu.
Dari 16 kecamatan di Magetan, 4 kecamatan, yaitu Bendo, Takeran, Sukomoro, dan Kawedanan atau yang sering disingkat Beta Suka, pusat penanaman jeruk pamelo. Di kecamatan-kecamatan ini pemandangan yang umum terlihat di pekarangan rumah adalah pohon-pohon jeruk. Tiap rumah rata-rata memiliki di atas dua pohon jeruk pamelo. Komoditas jeruk yang penanamannya dimulai sekitar tahun 1950 itu menjadi ciri bagi penduduk di daerah ini khususnya, dan Kabupaten Magetan umumnya. Rasanya tak sah berkunjung ke Magetan tanpa membawa oleh-oleh jeruk pamelo. sejak sepuluh tahun terakhir pemerintah setempat tidak hanya menjual jeruknya saja akan tetapi sudah dikembangkan diversifikasi produk diantaranya adalah sirup jeruk dan Kormelo "Korma Pamelo". keberadaan industri kecil ini mampu memberikan tambahan penghasilan bagi penduduk di tengah krisis ekonomi yang belum juga membaik. pemasaran kormelo ini sudah memasuki pasar Jakarta dan Surabaya. Karena produksi jeruk yang sedemikian besar dan tumbuhnya industri pengolahan jeruk maka tak salah jika Magetan mendapat julukan sebagai "Bumi Jeruk Pamelo".
Produksi jeruk ketiga varietas pada tahun 2002 sebanyak 25.032 ton, naik sekitar 12 persen dari tahun sebelumnya, 22.335 ton. Terakhir, sedang diupayakan menjalin kerja sama dengan hipermarket besar di Jakarta dan Bandung agar memasok jeruk pamelo berhubungan langsung ke petani. Selain jeruk, masih ada potensi tanaman pangan lain di Magetan. Kondisi wilayah ini cocok untuk pengembangan hortikultura dan tanaman pertanian lainnya. Wilayahnya yang terbagi atas pegunungan dan dataran rendah masing- masing memiliki tingkat kesuburan berbeda. Daerah pegunungan subur ada di Kecamatan Plaosan dengan produk pertanian utamanya sayur-sayuran, seperti kubis, kentang, bawang merah, dan wortel. Adapun dataran rendah yang subur berpusat di Kecamatan Barat, Kartoharjo, Karangrejo, dan Takeran yang banyak memproduksi buah-buahan, seperti mangga, pepaya, dan nangka.
keseriusan pemerintah dalam mengembangkan kawasan agrobisnis terpadu di daerah ini nampaknya harus cepat direalisasikan jika ingin mempercepat pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya dapat memperbaiki mutu sumber daya manusia Magetan yang terbilang cukup rendah.

Mayoritas penduduk Magetan yang bermata pencaharian petani semakin mencirikan keagrarisan wilayah ini. Dari sekitar 454.000 tenaga kerja, 64 persen menggeluti usaha pertanian. Luas lahan pertanian tanaman pangan sekitar 77 hektar dan perkebunan sekitar 5.000 hektar. Masih cukup luas areal untuk pengembangan sektor agraris di wilayah yang luasnya 688.850 hektar ini. Potensi pertanian yang menantang untuk dikembangkan ini sayangnya belum mampu mendongkrak penghasilan penduduk Kabupaten Magetan. Sejak tahun 1999 pendapatan per kapita penduduk tiap tahun tak beranjak dari angka dua jutaan rupiah. Tahun 2002, Rp 2,77 juta, tahun sebelumnya Rp 2,48 juta. Padahal, rata-rata pendapatan per kapita provinsi Rp 5,06 juta di tahun 2001 dan tahun berikutnya naik 14,92 persen menjadi Rp 5,81 juta. Mungkin butuh penanganan lebih serius untuk memajukan bidang lainnya, selain pertanian, agar pendapatan semakin meningkat. Pariwisata, misalnya, yang jelas-jelas sangat berpeluang untuk menambah kas daerah dan juga ekonomi rakyat.

Keseriusan Pemerintah Kabupaten Magetan juga dibutuhkan untuk meningkatkan ekonomi penduduk selain mengatrol kas daerah. Untuk mengefektifkan sumber-sumber pendapatan, tentu butuh dana. Artinya, alokasi dana mestinya paling besar atau minimal lebih besar di antara sektor lainnya. Dari rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2003 Kabupaten Magetan, terlihat dari belanja pembangunan, sektor yang mendapat kucuran dana paling besar adalah aparatur pemerintah dan pengawasan, 35 persen dari total Rp 82,3 miliar. Sektor perdagangan Rp 11,05 miliar atau sekitar 13 persen. Pertanian dan pariwisata masing-masing lima dan 0,4 persen. Rasanya butuh banyak jalan menjaring dana guna mengembangkan kedua sektor ini.

Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Magetan menempati wilayah yang cukup strategis dilihat dari segi apapun. kabupaten ini adalah wilayah provinsi jawa timur yang berbatasan langsung dengan wilayah provinsi jawa tengah yang dibatasi oleh gunung lawu. kabupaten ini juga menghubungkan jalan negara Surabaya-Yogyakarta yang amat sibuk lalu lintasnya. sejak dahulu kala daerah ini sudah dikenal kompeni maupun penjajah asing.
dewasa ini telah dibangun jalan baru cemorosewu, Magetan-Tawangmangu, Karanganyar yang menghubungkan dua tempat wisata unggulan, telaga sarangan dan air terjun grojogan sewu. dibukanya jalur ini juga memungkinkan untuk meramaikan jalur transportasi kota Magetan ke kota-kota di jawa tengah dan jawa timur. proyek ini tentu saja membawa perubahan yang berarti di sektor industri dan perdagangan. jika selama ini produk-produk unggulan magetan dipasarkan lewat kota madiun atau ponorogo dahulu maka setelah proyek ini berjalan lalu lintas perdagangan dengan begitu mudahnya terhubungkan dengan kota solo ataupun jogja dari arah barat. pembangunan jalan ini juga turut memperkecil keterisolasian yang selama ini dirasakan oleh warga. melalui proyek ini lalu lintas perdagangan magetan akan semakin maju dan berkembang.

Oleh
Agung Setiyo Wibowo
Alumni SMA POMOSDA Nganjuk
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Paramadina Jakarta
Bagus Magetan 2007
Posted by grandsaint on 2/10/2009 04:25:00 PM 0 comments:

SEJARAH HARI JADI KOTA MAGETAN

2/10/09Ringkasan Sejarah Magetan

Pada tahun 1645 Sultan Agung Hanyokrokusumo Raja Mataram wafat. beliau digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Amangkurat Iyang menduduki tahta kerajaan Mataram. tahun 1646-1677 berbeda dengan mendiang ayahnya Sultan Amangkurat Ibersifat lemah terhadap VOC, bahkan mau bekerja sama dengan kompeni belanda itu, sehingga menimbulkan rasa kecewa dari banyak pihak, terutama kaum ulama' serta daerah-daerah manca negara. di sana sini banyak pihak yang memberontak.
Pada suatu ketika Basah Gondokusumo atau Basah Bibit, yakni kerabat keraton Mataram beserta pangeran Nrang Kusumo Patih Mataram diusir oleh sultan Amangkurat I karena dituduh bersatu dengan pemberontak. Basah Gondokusumo dijatuhi hukuman pengasingan di Semarang, di tempat kediaman kakeknya yang bernama Basah Suryaningrat. Sedangkan Pangeran Nrang Kusumo kemudian pergi bertapa ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Akhirnya Basah Gondokusumo bersama-sama dengan basah suryaningrat pergi ke sebelah timur Gunung Lawu mencari tempat pemukiman yang baru. disini oleh Ki Ageng Mageti yang cikal bakal daerah ini beliau berdua diberi sebidang tanah untuk bermukim. setelah mapan suryoningrat mewisuda cucu beliau yakni Basah Gondokusumo menjadi penguasa di tempat baru ini dengan gelar "Yosonegoro", yang kemudian dikenal sebagai Bupati Yosonegoro yakni pada tanggal 12 Oktober 1675, sedang tanah baru itu diberi nama "Magetian" karena tanah tersebut sebagai jasa pemberian Ki Ageng Mageti.
Peristiwa penobatan sebagai bupati pertama ini ditandatangani dengan Warsa Sangkala 'MANUNGGALING RASA SUKO HAMBANGUN", daerah Magetan merupakan suatu daerah yang perbatasannya sebelah barat dengan gunung lawu menuju ke barat daya merupakan deretan Sidaramping, Gunung Jabolarang dan Gunung Kukusan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah, di sebelah utara merupakan daratan yang bergelombang naik mengarah ke timur sampai dengan barat ke kaki Gunung Lawu berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, sebelah selatan merupakan dataran rendah berbatasan dengan Kabupaten Madiun. Sungai yang memotong daerah Magetan menjadi dua bagian mulai dari pangkal sumber di bawah Cemorosewu, Gunung Kendil dan Gunung Sidoramping adalah Sungai Gandong yang merupakan jalur bersejarah penuh dengan misteri dan ditaburi dengan makam-makam jaman kuno, di Kabupaten Magetan banyak ditemukan peninggalan-peninggalan sejarah yang berupa petilasan bangunan-bangunann purbakala maupun petilsan bekas pusat pemerintahan.
Misalnya: Petilasan makam Empu Supo di Dukuh Mandang Desa Plumpung Kecamatan Plaosan. peninggalan purbakala terbuat dari batu andesit di Dukuh Sadon Desa Cepoko Kecamatan Panekan berupa candi yang diberi nama Candi Sadon. Petilasan Pengger di Dukuh Pengger Desa Bedagung Kecamatan Panekan. di puncak Gunung Lawu terdapat petilasan Pawon Sewu (Punden Berundak), Argo Dalem, Sendang Drajat dsb. Yang diperkirakan dari akhir Majapahit.petilasan berupa sumur dan masjid kuno bersejarah yang dikelilingi tembok bekas pusat pemerintahan Kabupaten Purwodadi berada di atas tanah lebih kurang seluas 4 hektar dengan bekas gapuro Magetan.
Makam leluhur Magetan (Patih Nrang Kusumo dan Patih Ngariboyo II) di Dukuh Njelok Desa Bulukerto Kota Magetan dan makam Kanjeng Adipati Purwodiningrat, mertua Hamengku Buwono di Desa Pacalan Kecamatan Plaosan juga merupakan bukti sejarah.
Makam Astana Gedhong di Kelurahan Tambran Kecamatan Kota Magetan terdapat makam Adipati Yosonegoro yang erat hubungannya dengan sejarah babad Magetan. di makam Sasonomulyo Dukuh Sawahan Desa Kapolorejo Kota Magetan terdapat makan-makan bupati Magetan dan masih banyak lagi makam-makam yang tersebar di daerah -daerah yang sampai sekarang masih keramat.
Ditinjau dari letaknya Magetan merupakan daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur maka bahasa sehari-hari, adat istiadat maupun kebudayaannya banyak mendapat pengaruh dari daerah Jawa Tengah yakni daerah Solo/Surakarta dan sekitarnya daripada daerah-daerah di Jawa Timur lainnya. lebih-lebih jalur tembus antara Kabupaten Magetan dengan Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah melewati Cemorosewu lereng sebelah barat daya Gunung Lawu dan melalui hutan-hutan, erat hubungannya dengan jalan bersejarah dari abad ke abad. Bagaimana sampai dapat mewujudkan suatu daerah yang disebut Magetan? berikut sejarahnya:

Sampai dengan tahun 1645 Sultan Agung Hanyokrokusumo wafat, kemudian Amangkurat I menggantikan kedudukan beliau sebagai raja Mataram pada tahun 1645-1677. Berbeda dengan ayahnya yang bersukap tegas mengusir kompeni Belanda, Amangkurat I sangat lemah dan mau bekerja sama dengan kompeni belanda (VOC).
Pada tahun 1646 Amangkurat Imengadakan perjanjian dengan kompeni belanda yang amat merugikan Mataram. Isi perjanjian itu antara lain adalah Mataram mengakui kedudukan VOC di Batavia (Jakarta), Sedangkan Mataram bebas berdagang dimana saja kecuali di pulau Ambon, Bansa dan Ternate. Sebab pulau-pulau tersebut kaya akan rempah-rempah. dengan diakuinya kedudukan VOC di Batavia maka Batavia bebas dari ancaman Mataram semakin berkurang. perdagangan Mataram tidak lagi seperti seida kala. Pelayaran perdagangan dibatasi oleh kompeni sehingga kerajaan Mataram tidak berwibwa lagi dan kawulo Alit menjadi sengsara. Kebijaksanaan Amangkurat I tersebut menyebabkan timbulnya rasa kecewa dari banyak pihak terutama daerah-daerah mancanegara.
Pangeran Giri yang berpengaruh di daerah pesisir utara pulau Jawa berisap-siap melepaskan diri dari kekuasaan Mataram. Beliau amat kecewa atas tindakan raja Mataram ini. Demikian pula seorang pangeran dari pulau Madura yang bernama Trunojoyo yang tidak tahan lagi melihat pamannya pangeran Tjakraningrat II terlalu mengabaikan Madura dan hanya turut bersenang-senang di pusat pemerintahan Mataram, segera melancarkan pemberontakan terhadap Mataram (1674). pemberontakant tersebut akhirnya didukung oleh orang-orang Makassar. Perang antara prajurit Mataram dan Trunojoyo pun tak dapat dihindarkan, hingga banyak memakan korban dari kedua belah pihak.
Pada saat kerajaan dalam keadaan kalut seperti ini seorang kerabat keraton Mataram bernama Basah Gondokusumo atau terkenal dengan sebutan basah bibit bersama seorang patih Mataram bernama nrang kusumo dituduh bersatu dengan kaum oposisi dan kaum pemberontak yang menentang kebijakan Amangkurat I. Atas tuduhan itu Basah Gondokusumo dijatuhi hukuman pengasingan di Semarang di tempat kediaman kakeknya yakni Basah Suryoningrat. Sedangkan Patih Nrangkusumo meletakkan jabatannya sebagai patih kemudian bertapa di gunung Lawu sebelah timur. beberapa waktu kemudian basah suryoningrat mengajak cucunya (Basah Gondokusumo) pergi menyingkir ke arah timur gunung Lawu. beliau memilih tempat tersebut karena menerima bahwa di sebelah timur gunung Lawu sedang dilaksanakan babat hutan yang dipimpin oleh sorang bernama Ki Buyut Suro yang kemudian bergelar Ki Ageng Getas. Orang-orang itu sangat patuh dan rajin melaksanakan babat hutan. Demikian juga Ki Buyut Suro dengan sabar mendampingi mereka yang bekerja penuh semangat babat hutan itu dilaksanakan atas perintah Ki Ageng Mageti yang cikal bakal daerah ini. Ki Ageng Mageti adalah seorang putra Magetan yang memiliki banyak kelebihan. Beliau adalah sosok yang arif, bijaksana, berbudi luhur, berperilaku sholeh serta memiliki kawaskithan. apa yang dipunyai itu semua semata-mata hanya untuk kepentingan kawulo, baik kawasan Magetan maupun kawulo njaban rangkah. karena sifat yang demikian agung itulah maka Ki Ageng Mageti sangat disegani serta dapat dijadikan suri teladan bagi kawulo dan sesamanya.
Kemudian Basah Suryoningrat dan Basah Gondokusumo menjumpai Ki Buyut Suro yang sedang babat hutan.keduanya bermaksud minta sebidang tanah untuk bermukim.karena yang menguasai kawasan hutan ini adalah Ki Ageng Mageti, maka untuk memperoleh sebidang tanah ini Basah Suryoningrat dan Basah Gondokusumo diajak Ki Buyut Suro bertemu dengan Ki Ageng Mageti di tempat kediaman beliau di daerah Gandong Kidul (dukuh Gandong Selatan) tepatnya di sekitar alun-alun Magetan sekarang ini,
Pertemuan antara Basah Suryoningrat dengan Ki Ageng Mageti yang akrab ini dilanjutkan dengan perdebatan sengit terhadap suatu pernyataan.sandi yang diberikan oleh Ki Ageng Mageti kepada Basah Suryoningrat. Setelah ia dapat menjawab dengan tepat dan benar pernyataan sandi keraton yang dilontarkan oleh Ki Ageng Mageti, akhirnya Ki Ageng Mageti yakin bahwa Basah Suryoningrat adalah bukan kerabat keraton tetapi merupakan sesepuh kerajaan Mataram. Akhirnya beliau diberi sebidang tanah untuk bermukim, terletak di sebelah utara sungai Gandong tepatnya di Desa Tambran sebagai tempat yang aman dan tenteram untuk pengayoman para leluhur Mataram. setelah mapan di tempat yang baru ini Basah Suryoningrat mengangkat cucunya yaitu Basah Gondokusumo menjadi penguasa di tempat baru dengan gelar "Yosonegoro" kemudian dikenal sebagai Bupati Yosonegoro, bupati Magetan yang pertama kali.
Wisuda Bupati Yosonegoro oleh Basah Suryoningrat ditandai dengan penyerahan sebuah keris pusaka. Pesta syukuran wisuda bupati tersebut berlangsung secara sederhana. Syukuran ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Basah Suryoningrat diberikan kepada Yosonegoro dan dihadiri oleh masyarakat setempat. wilayah pemerintah tersebut dinamakan Magetan, karena peristiwa terjadinya kabupaten Magetan ini adalah atas pemberian tanah dari Ki Ageng Mageti maka daerah baru tersebut diberi nama Kota Mageti, mengalami penambahan "an" menjadi Magetian, akhirnya berubah nama menjadi Magetan sampai sekarang.*

*Agung Setiyo Wibowo
Alumni SMA POMOSDA Nganjuk
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Paramadina Jakarta
Bagus Magetan 2007

Posted by grandsaint on 2/10/2009 04:07:00 PM
foto AGUNG SETIYO WIBOWO 0 comments:

Sabtu, 08 Januari 2011

BANANA INDONESIA

POLA HIDUP SEHAT TANPA ROKOK

Pola Hidup Sehat, Dapat Tunjangan
Sabtu, 8 Januari 2011 | 10:35 WIB

shutterstockLONDON, KOMPAS.com — Ingin tambah sehat, langsing, dan kaya? Datanglah ke Inggris. Pemerintah negara itu memberikan insentif dalam bentuk uang bagi orang yang bisa mengurangi berat badan, berhenti merokok, atau berjalan kaki ke tempat tujuan.

”Kami akan memperluas program pemberian insentif keuangan bagi orang-orang yang memiliki kebiasaan hidup sehat, selama ada bukti yang mendukung,” tutur seorang juru bicara Departemen Kesehatan, Jumat (7/1/2011).

Dalam uji coba program di wilayah Kent, seseorang yang berhasil mencapai target pengurangan berat badan tertentu dan bisa mempertahankan selama 24 bulan akan mendapat insentif sebesar 425 poundsterling (Rp 5,9 juta). Di London, pengelola transportasi publik akan memberikan tiket menonton film atau voucer belanja kepada anak-anak sekolah yang mau berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.

Di Skotlandia, pemerintah akan memberikan voucer belanja makanan senilai 12,50 poundsterling (Rp 173.600) per minggu kepada setiap wanita hamil di lingkungan masyarakat miskin apabila mereka mau berhenti merokok. Meski mulai menunjukkan hasil, ada yang mengkritik program seperti ini tidak mendidik.


Kompas CetakSumber :

BERSEPEDA ....SEHAT HEMAT RAMAH LINGKUNGAN









PUTRA IANDONESIA BERHASIL KIBARKAN MERAH PUTIH DI PUNCAKACONCAGUA


Ekspedisi 7 Puncak Dunia
Akhirnya Merah Putih Berkibar
Rabu, 29 Desember 2010 | 10:47 WIB

ISTIMEWA/Tim 7 SUMMIT
Inilah puncak Aconcagua di Argentina, Amerika Selatan. Waktu ideal untuk pendakian gunung setinggi 6.962 mdpl ini adalah Januar-Maret. Pegunungan andes merupakan pegunungan terpanjang di dunia, membentang sejauh 7.000 km mebyisir pantai barat Amerika Latin. Puncak Aconcagua berdiri di perbatasan Argentina-Chili.
TERKAIT:
Persiapan Mendaki Aconcagua
Tim Ekspedisi Tiba di Plaza Canada
Tim Mulai Mendaki Menuju Kamp 1
Besok, Pendakian Puncak Aconcagua
JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia hari Senin (27/12/2010) pukul 15.15 waktu argentina berhasil menancapkan bendera merah putih di Aconcagua (6900 mdpl), gunung tertinggi di benua Amerika.

Tiga pendaki yang berhasil menggapai puncak adalah Adhesir Yatebbi, Martin Rimbawan, dan Lutfi Al Fajri dari Wanadri. Keberhasilan Tim dari Wanadri itu dikabarkan wartawan Kompas Harry Susilo hari Rabu dari Plaza de Mulas.

Hari terhadang badai pada ketinggian 6500 mdpl sehingga belum berhasil mencapai puncak. Pendakian selama 14 jam berlangsung dalam suasana hujan badai yang dahsyat sehingga tiga anggota tim lain Nurhuda, Iwan Irawan dan Gina Afriani diminta turun ke camp 3 Cholera karena kondisi fisik tak memungkinkan.

Setelah mencapai puncak dan membuat beberapa dokumentasi tim kembali ke camp Cholera. Total dibutuhkan waktu 14 jam darI Camp Cholera ke puncak dan kembali ke camp cholera. Rencananya, anggota tim Nurhuda, Iwan, Gina Afriani kembali akan menuju puncak pada Kamis besok.

Untuk summit kedua, manajer tim lebih memprioritaskan untuk para pendaki. Anggota tim lain menunggu di Plaza de mulas. Demikian dilaporkan wartawan Kompas Hari Susilo dari Plaza de Mulas.


Editor: Hertanto Soebijoto Dibaca : 13842
Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

PUTRA INDONESIA SIAP KIBARKAN KEMBALI MERAH PUTIH DI PUNCAK ACONCAGUA


Puncak Aconcagua.
Senin, 27 Desember 2010 | 11:01 WIB

SHUTTERSTOCK
Puncak Aconcagua.

TERKAIT:
Tim Ekspedisi Tiba di Plaza Canada
Tim Mulai Mendaki Menuju Kamp 1
Besok, Pendakian Puncak Aconcagua
Tim Pulihkan Kondisi di Plaza de Mulas
Tim 7 Summit Memulai Pendakian
BUENOS AIRES, KOMPAS.com - Setelah beristirahat seminggu di Santiago, Cile, tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU) 2009-2012 mulai mempersiapkan diri untuk pendakian ke Puncak Aconcagua (6.959m). Akhir pekan lalu tim yang didukung penuh PT Mudking Asia Pasifik Raya itu bergerak ke Mendoza, Argentina menggunakan bus.

Wartawan Warta Kota Max Agung Pribadi yang bergabung bersama tim, Minggu (26/12/2010) melaporkan, tim mengecek ulang dan memilah semua perlengkapan dan belanja logistik yang masih kurang. Perlengkapan yang sebelumnya digunakan tim untuk mendaki Puncak Vinson Massif di Kutub Selatan tidak seluruhnya digunakan di Aconcagua. Jaket downsuit dan sepatu triple boot misalnya, hanya akan digunakan kembali di Gunung Everest dan Mc Kinley (Amerika Utara). Peralatan itu ditinggalkan di Mendoza.

Tim yang beranggotakan Sofyan Arief Fesa (27), Janatan Ginting (21), Broery Andrew (21), dan Xaverius Frans (21) mendaki puncak Aconcagua dengan dukungan pemandu gunung dari Acomara. Pendakian dimulai pada 28 Desember setelah sebelumnya tim bergerak ke Puenta del Inca menggunakan kendaraan.

Pendakian ke Aconcagua dimulai dari titik ini setelah pencatatan administrasi di Destacamento Guardaparque Horcones atau semacam kantor pengelola taman nasional setempat. Dari 33 jalur menuju puncak, jalur melalui Polish Original Glacier termasuk yang terpanjang.

Dari Puente del Inca, akses menuju puncak terbagi menjadi dua, ke arah barat melalui Lembah Horcone dimana Rute Normal berada serta ke arah timur melalui Lembah Vacas dimana Rute Polish Glacier berada. Pada peta topografi Provincial Aconcagua skala 1:50.000 terlihat, perjalanan di Lembah Vacas ini relatif landai dengan melintasi dua-tiga kontur dan dua kali menyeberangi Sungai Vacas. Jalan mulai menanjak tajam setelah melewati Casa de Piedra (3.245m), empat hari perjalanan dari Puente del Inca.

Ketua tim Sofyan Arief Fesa mengatakan, tim akan bergerak mengangkut seluruh logistik dengan mobil hingga Quebrada de Vacas. Perjalanan lalu dilanjutkan dengan trekking dan perbekalan diangkut menggunakan mulas (sejenis keledai) hingga ke Pampa de Lenas (3.100m). Keesokan harinya menuju Casa de Piedra (3.600m) hingga ke Base Camp Plaza Argentina (4.180m).

Di base camp tim akan beraklimatisasi selama dua hari sambil mengangkut perbekalan menuju Camp I (4.950m) lalu kembali ke basecamp. Pada 5 Januari, tim melanjutkan pendakian dengan taktik himalaya yaitu mendaki sambil beraklimatisasi dengan menambah ketinggian dan memindahkan perbekalan secara bertahap. Setelah menginap sehari di Camp I, tim lalu memindahkan perbekalan ke Camp II (5.800m). Dari Camp II tim mendaki menuju Piedra Bandera (6.400m) dan direncanakan akan menggapai puncak pada 10 Januari 2011.

Muhamad Muqharabbin bin Mokhtarrudin (28) alias Qobin, pendaki Malaysia yang ditemui di pesawat menuju Buenos Aires mengatakan, cuaca di sekitar puncak Aconcagua tak menentu. ”Seringkali hanya nasib baik saja kita bisa ke puncak karena sekalipun hari cerah, angin kencang bertiup sewaktu-waktu. Kalau anginnya sudah sampai 40 kilometer per jam, kita tidak bisa ke puncak karena bahaya terkena frostbite,” tutur Qobin yang baru turun dari puncak pada pertengahan Desember lalu.

Ia dalam perjalanan menuju Vinson Massif untuk menggenapi pendakian Seven Summits. Sehari sebelum ia menggapai puncak, tiga tenda di camp III sampai hancur disapu Angin Putih atau El Viento Blanco, cuaca ekstrem Aconcagua yang sangat terkenal.

“Cuaca setempat benar-benar tak menentu. Karena itu pandai-pandailah mengatur waktu buat summit attack,” tutur Qobin yang juga sudah mendaki Everest (2004), Kilimanjaro (2010), dan Kosciusko (2010). (MAX)