Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 18 Oktober 2024

Pemilik Motor dan mobil pertama di Indonesia

 Kisah John Charles Matthew Potter: Pemilik Motor Pertama di Indonesia


Siapa sangka, pemilik motor pertama di Indonesia bukanlah seorang bangsawan atau orang kaya raya, melainkan seorang buruh pabrik bernama John Charles Matthew Potter. Warga Inggris yang merantau ke Indonesia ini bekerja di pabrik gula di Probolinggo, Jawa Timur, sebagai masinis sebelum beralih menjadi teknisi yang andal dalam memperbaiki mesin-mesin pabrik. Keuletannya membawa kemajuan bagi banyak pabrik gula, hingga Potter mampu mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli sebuah sepeda motor.


Pada tahun 1893, Potter membuat sejarah dengan mendatangkan sepeda motor pertama ke Tanah Air. Motor tersebut dibeli langsung dari pabrikan Hildebrand und Wolfmuller di Jerman dengan harga 1.000 gulden atau setara US$500. Motor berkapasitas 1.500 cc ini mampu melaju hingga 45 km/jam, sebuah kecepatan yang luar biasa pada masa itu. Apa yang membuat pembelian Potter semakin berkesan adalah bahwa pabrikan di Jerman terkejut karena menerima pesanan dari tempat yang tak pernah mereka dengar—sebuah wilayah di Jawa Timur yang mereka anggap 'antah berantah'.


Motor ini pun tiba di Indonesia dan segera menjadi pusat perhatian. Orang-orang yang biasa melihat delman dan kereta api kini menyaksikan kendaraan bermesin pertama yang melaju di jalanan. Bahkan, Raja Jawa yang kaya raya, Pakubuwana X, tertarik dengan kendaraan ini. Namun, alih-alih membeli motor, ia malah memilih untuk membeli mobil, menjadikannya pemilik mobil pertama di Indonesia pada tahun 1894, juga berkat usaha Potter yang menjadi perantara pengiriman mobil tersebut dari Eropa.


Keberadaan motor dan mobil perlahan menggantikan transportasi bertenaga hewan seperti kereta kuda. Popularitas kedua kendaraan ini meningkat pesat, menjadi simbol kekayaan dan kemajuan teknologi. Pada tahun 1928, Indonesia telah memiliki lebih dari 40.000 mobil dan 10.505 motor, memperkuat peran kendaraan bermotor dalam transportasi dan kehidupan masyarakat.


Kisah Potter bukan hanya tentang motor pertama, tetapi juga tentang perannya dalam memperkenalkan teknologi baru yang merevolusi transportasi di Indonesia.

Sumber : CNBC INDONESIA 


*Gambar hanya ilustrasi


Kamis, 12 September 2024

Kisah Calon Arang

 Calon Arang merupakan cerita rakyat yang berkembang di tanah Jawa dan Bali. Dalam tradisi Jawa, embrio kisah ini tertulis dalam naskah lontar bertarikh 1540 M, naskahnya berkode LOR 5387/5279, dan berangka tahun saka 1462, hingga kini, naskah tersebut masih tersimpan apik di perpustakaan nasional. Sementara dalam tradisi Bali, kisah calon arang dipertahankan dalam grubug atau geguritan, yaitu tradisi lisan yang dihidupkan dari mulut ke mulut atau dalam tataran akademis disebut dengan folk literature. Dalam periode kekinian, cerita Calon Arang merupakan cerita rakyat yang paling banyak dikisahkan kembali dalam berbagai genre, seperti novel, drama, komik, sendratari, bahkan film animasi.

Embrio kisah calon arang yang tertulis dalam lontar dan dipertahankan dalam tradisi lisan, secara terang-terangan mengutuk Calon Arang sebagai sosok janda jahat tukang teluh. Diceritakan di sebuah desa terpencil bernama Girah hidup seorang janda bernama Calon Arang. Ia mempunyai anak perempuan yang teramat cantik bernama Ratna Manggali. Berkat kecantikannya, Ratna Manggali berhasil memikat pemuda desa, namun sayang mereka tidak berani meminang lantaran Calon Arang dikenal sebagai janda jahat yang suka menebar teluh.

Dari anggapan warga Desa Girah ini, munculah label yang dilekatkan bahwa Ratna Manggali sebagai perempuan yang tidak laku. Mendengar gunjingan itu, Calon Arang marah dan meneluh seluruh warga Desa Girah. Raja Airlangga kemudian turun tangan dan memerintahkan Mpu Baradah untuk menghabisi Calon Arang yang dianggap sebagai biang keladi dari kekacauan yang terjadi di Desa Girah. Calon Arang pun mati di tangan Mpu Baradah setelah sempat moksa dan menjelma durga.

Munculnya berbagai genre yang mengisahkan kembali cerita Calon Arang kemudian melahirkan berbagai tafsir baru tentang sosok Calon Arang itu sendiri. SendratariCalon Arang misalnya, garapan tari kreasi yang biasa dipentaskan dengan latar budaya Bali ini memunculkan skemata calon arang yang berbeda dengan apa yang diceritakan dalam embrio kisah tersebut.

Lahirnya berbagai bentuk tafsir tentang sosok Calon Arang yang diadopsi ke dalam berbagai pementasan tari kreasi tidak lepas dari struktur masyarakat Bali yang lentur dalam memandang seni tradisi. Tidak mengherankan jika sosok Calon Arang mengalami jungkir balik imaji, dari tokoh antagonis menjadi simbol perlawanan kaum perempuan. Dalam sendratari dengan latar budaya Bali, Calon Arang menemukan bentuknya yang baru, tidak lagi menjadi korban dan dikorbankan. Kini, Calon Arang merupakan simbol kekuasaan perempuan walau tanpa mahkota.

Sebagai garapan kreasi, sendratari Calon Arang tidak lepas dari esensi tari Bali dengan gerakannya yang luwes namun bertenaga. Dipadukan dengan pakaian tradisional Bali yang sudah dimodifikasi lengkap dengan balutan kain batik bercorak Bali di bagian bawahnya. Tata rias dibuat untuk mempertegas garis-garis muka sehingga nampak seperti tata rias karakter. Tidak jarang, penari mengeluarkan sledet sebagai bentuk khas dari tari Bali. Sementara, musik yang mengiringi berasal dari suara gamelan Bali yang dipadukan dengan berbagai alat musik modern lainnya. Untuk menambah unsur dramatis, ketika moksa, Calon Arang menggunakan topeng berwujud leak dengan kuku-kukunya yang panjang menjuntai.

Sendratari Calon Arang lebih dari sekadar garapan kreasi. Di dalamnya terkandung sebuah counter culture kaum perempuan yang selama ini teropresi oleh filsafat maskulinisme. Calon Arang di tangan seniman Bali tidak melulu menjadi sesuatu yang sakral dan ajeg, tetapi juga bisa sebagai tontonan bersifat profan dan menghibur. Tidak lengkap rasanya jika ke Bali belum menyaksikan sendratari yang mengangkat kembali cerita rakyat 

Pemilik Motor dan mobil pertama di Indonesia

 Kisah John Charles Matthew Potter: Pemilik Motor Pertama di Indonesia Siapa sangka, pemilik motor pertama di Indonesia bukanlah seorang ban...