Wikipedia

Hasil penelusuran

Tampilkan postingan dengan label TEKADKU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TEKADKU. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Agustus 2010

7 PUNCAK DUNIA

» THE SEVEN SUMMITS



Istilah Seven Summits pertama kali diperkenalkan oleh Richard (Dick) Daniel Bass, warga negara Amerika Serikat, sekitar tahun 1980. Bass membuat sebuah daftar yang berisi 7 puncak tertinggi di tujuh benua. Daftar ini dikenal dengan “Bass List”. Bass menyelesaikan pendakian seven summit-nya dengan pendakian Everest pada tanggal 30 April 1985. Namun kemudian “Bass List” ini direvisi oleh Reinhold Messner dengan mengganti puncak tertinggi di Australia yaitu gunungKosciuszko dengan Carstenz Pyramid yang terletak di Papua, mewakili wilayah Oceania. Revisi Messner inilah -kemudian dikenal sebagai “Messner List” – yang menjadi lebih populer di dunia. Seven Summit versi Messner List ini pertama kali diselesaikan oleh Patrick Morrow (Canada) pada tanggal 7 Mei 1986, disusul oleh Messner sendiri beberapa bulan berikutnya, yaitu pada tanggal 3 Desember 1986.


Sejak pertama kali dicetuskan, Seven Summits selalu menjadi impian para pendaki gunung di seluruh dunia. Upayamencapai tujuh puncak tersebut bukan hal yang mudah, bahkan telah menelan korban puluhan orang pendaki dariberbagai negara. Sampai saat ini baru tercatat 108 orang pendaki dari 33 negara yang berhasil menjejakkan kaki di tujuh puncak tersebut, diantaranya adalah pendaki dari 6 negara Asia, yaitu Jepang, China, Korea Selatan, Singapura, Kuwait dan India.


<span style="font-weight:bold;">Dasar Pemikiran
“ Saudara-saudara, kita 350 tahun ikut-ikut, lantas mendjadi orang jang berpikir “penny-wise, proud and foolish”. Jang tidak mempunjai imagination, tidak mempunjai konsepsi-konsepsi besar, tidak mempunjai keberanian – Padahal jang kita lihat di negara-negara lain itu, Saudara-saudara, bangsa-bangsa jang mempunjai imagination, mempunjai fantasi-fantasi besar, mempunjai keberanian, mempunjai kesediaan menghadapi risiko, mempunjai dinamika ”. (Kutipan pidato Presiden Pertama RI Soekarno, Semarang 1956)

Berangkat dari sebuah mimpi melihat Indonesia sebagai bangsa yang besar, bangsa yang diperhitungkan di mata dunia. Juga perjuangan para pendaki Indonesia terdahulu yang telah berani mempertaruhkan segalanya demi mengharumkan nama Bangsa Indonesia, tetapi belum diberikan kesempatan untuk berhasil dan bahkan ada yang sampai menghembuskan nafas terakhirnya dalam proses pencapaian ke tujuh atap dunia. Tetapi api semangat yang pernah mereka nyalakan jangan sampai padam, perjuangan mereka harus diteruskan, cita-cita mereka telah menjadi cita-cita bangsa, maka kita wajib meneruskannya, kegagalan-kegagalan mereka adalah suatu warisan pelajaran yang tak terhingga.

Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi di sepanjang jalan menuju kesana. Tantangan yang tidak dapat kita lewati tanpa dibekali semangat dan keberanian yang didasari oleh karakter bangsa yang kuat. Semoga cita-cita ini menjadi cita-cita kita bersama, dan perjuangan ini menjadi perjuangan kita - Bangsa Indonesia.


Mengibarkan “merah putih” di puncak - puncak tertinggi di 7 benua mungkin hanya sepenggal kisah petualangan diantara sedemikian banyak dimensi kehidupan. Tetapi, keagungan “merah putih” yang berkibar di puncak-puncak tersebut dapat membuka mata bangsa indonesia dan menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia Bisa !


The Seven Summits
Mimpi para pendaki di dunia

1980 Richard D. Bass mempopulerkan istilah The Seven Summits
1981 Mapala UI dan ITB melakukan Ekspedisi Carstensz
1984 UGM dan Mapala UI berhasil mencapai Puncak Carstensz
1985 Richard D. Bass berhasil menyelesaikan listnya.
1986 Don Hasman mendaki Kilimanjaro Pendakian Seven Summits diselesaikan oleh P. Morrow, kemudian disusul oleh Messner sendiri dengan pendakian tanpa oksigen.
1987 Wanadri dan Mapala UI mendaki Vasuki Parbat (6.792 m), namun tidak berhasil mencapai puncak
1988 Wanadri berhasil mencapai Puncak Pumori (7.145 m), Himalaya, Nepal Hendricus Mutter & Vera mendaki Imjatse (6.169 m), Himalaya, Nepal
1989 Wanadri mendaki Kanchenjunga (ke-3 tertinggi di dunia), namun tidak berhasil mencapai puncak
1990 Mapala UI berhasil mencapai Elbrus (5.642 m), Russia Rob Hall dan Garry Ball berhasil menyelesaikan Seven summits dalam 7 bulan
1992 Mapala UI mendaki Aconcagua, dua orang pendaki gugur dalam pendakian ini, yaitu Norman Edwin dan Didiek Syamsu.
1996 Clara Sumarwati mendaki Everest, namun hingga saat ini masih menjadi kontroversi mengenai pencapaian puncaknya.
1997 Tim Indonesia (Kopassus, Wanadri, Mapala UI dan FPTI) membuktikan prestasi Indonesia dengan menempatkan Asmujiono & Misirin di Puncak Everest. Sekaligus menjadi negara Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai Puncak Everest.
2004 Wanadri mencanangkan ekspedisi ke Everest, namun gagal terbentur dana.
2005 Miroslav Caban, menyelesaikan The Seven Summits tanpa oksigen UPL Unsud berhasil mencapai Puncak Elbrus.
2008 Franky Kowaas mendaki Kilimanjaro, dalam rangkaian Seven Summits Budi Hartono dan Sieling berhasil mencapai puncak Aconcagua dan Kilimanjaro
2009 Budi Hartono dan Sieling mencapai Elbrus Franky Kowaas mencapai Elbrus
2010 Wanadri menggagas untuk menyelesaikan The Seven Summits selama 2 tahun, dengan pendakian pertama ke Carstensz pyramid





Tujuan Expedisi

Umum
Mengangkat dan mensejajarkan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia yang telah berhasil mencapai Seven Summits.
Meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Khusus
Mengibarkan “Sang Merah Putih” di puncak tertinggi di tujuh benua.
Mengkampanyekan secara nasional tentang ancaman “global warming” dan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
Mendokumentasikan kisah perjalanan dalam bentuk buku, foto dan film dokumenter,
Mengembangkan studi tentang bagaimana persiapan pendaki gunung tropis menuju pendakian es, bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran sebagai peneliti.
Mempromosikan Carstensz Pyramid dan gunung-gunung tropis lainnya di Indonesia di kalangan masyarakat pendaki dunia.
Memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, khususnya ke negara-negara tujuan pendakian.
Melakukan roadshow ke beberapa kota di Indonesia dalam rangka sosialisasi hasil kegiatan kepada masyarakat.
Merangsang dunia pendakian Indonesia untuk bersaing dengan para pendaki luar negeri.























© 2010 7PuncakDunia.net. All Rights Reserved. Comment to info@7puncakdunia.net

MERAH PUTIH DI 7PUNCAK DUNIA

Merah Putih Berkibar di Puncak KilimanjaroTanggal : 03 Aug 2010
Sumber : antaranews.com
Lokasi : kilimanjaro



Merah Putih Berkibar di Puncak Kilimanjaro
Senin, 2 Agustus 2010 04:48 WIB | Olahraga | Cabang Lain | Dibaca 894 kali
Jakarta (ANTARA News) - Tim Ekspedisi 7 Summits dari Indonesia akhirnya berhasil mengibarkan bendera Merah Putih ketika mencapai puncak Gunung Kilimanjaro (5895m) di Tanzania, puncak tertinggi di benua Afrika, Minggu.

Menurut keterangan yang diperoleh dari sekretariat tim di Jakarta, Minggu, perjalanan untuk menuju puncak Kilimanjaro, atau oleh masyarakat setempat disebut sebagai puncak Uhuru atau "Puncak Kebebasan" dimulai pada pukul 23.00 waktu setempat.

Diperlukan waktu kurang lebih enam hingga delapan jam untuk mencapai puncak Uhuru dan akhirnya pukul 08.00 waktu setempat (12.00 WIB), tim yang berjumlah 12 orang berhasil menapakkan kaki di titik tertinggi negara Tanzania tersebut.

Nurhuda, komandan operasi pendakian kali ini mengatakan, pendakian untuk menuju puncak memang harus dilakukan pada dini hari.

"Karena kalau terlalu siang, dikhawatirkan cuaca akan semakin buruk. Kita harus istirahat untuk mempersiapkan pendakian pukul 23.00 nanti," kata Nurhuda melalui telepon saat menghubungi sekretariat Tim Ekspedisi 7 Puncak.

Malam sebelumnya, Sabtu (31/7), tim menginap di Kibo yang berada pada ketinggian 4.700 meter dan tempat tersebut adalah titik terakhir penginapan tim sebelum menuju ke puncak Kilimanjaro. Kondisi penginapan atau hut di Kibo berbeda dengan hut di Horombo.

"Di Kibo Hut, satu ruangan terdiri atas beberapa kamar. Dalam satu kamar ada 12 tempat tidur. Jadi kami tidur beramai-ramai dengan para pendaki lainnya," lanjut Nurhuda.

Nurhuda menambahkan, Kilimanjaro memang menjadi salah satu obyek wisata yang menyedot perhatian banyak wisatawan. Setiap tahunnya, tercatat tidak kurang dari 20 ribu pendaki mencoba menggapai puncaknya.

Tim Ekspedisi 7 Puncak menginap di Kibo Hut setelah melakukan perjalanan dari Horombo selama kurang lebih lima jam perjalanan. Selama pendakian, tim disuguhi medan berupa alpine desert. Di area ini pemandangan yang tampak adalah gurun kering yang sama sekali tidak memiliki vegetasi.

"Ada matahari, tapi udara dingin karena angin yang cukup kencang. Saat ini suhu mencapai 2? C," katanya.

Tim Ekspedisi 7 Summits terdiri atas enam orang pendaki putra, yaitu Ardhesir Yaftebbi, Martin Rimbawan, Iwan Irawan, Nurhuda, Fajri Al Luthfi, serta satu-satunya pendaki putri, Gina Afriani.

Tim 7 Summits Indonesia juga didampingi oleh tiga pendaki senior dari Perhimpunan Pendaki Gunung dan Penempuh Rimba, Wanadri Bandung, yaitu Iwan Abdurahman (63), Remy Tjahari (65), dan Hendricus Mutter (49).

Selain itu, juga terdapat pendaki dari media, yaitu Bambang Hamid (47) dan Popo Nurakhman (30) dari Metro TV serta Ambrosius H.M (31), dari Harian Kompas.

Kilimanjaro menjadi puncak kedua yang akan dicapai tim Ekspedisi 7 Summits, setelah sebelumnya mencapai puncak Ndugu-Ndugu di Papua bertepatan dengan Hari Bumi, 22 April 2010 lalu.

Misi berikutnya adalah mencapai puncak Elbrus (5642 m) di Rusia dan bila sesuai dengan rencana, tim akan mengibarkan Merah Putih di titik tertinggi Benua Eropa tersebut tepat pada 17 Agustus mendatang. (A032/K004)

COPYRIGHT © 2010

Lebaran Idul Fitri 1445 H 2024

0